Miliki Pengalaman Panjang, ACA Miliki Beragam Solusi Bagi Nasabah

(Foto: Net)

Jakarta – PT Asuransi Central Asia (ACA) yang telah berdiri sejak 29 Agustus 1956 ini, telah lama dikenal memiliki reputasi sangat baik di industri asuransi umum. ACA yang saat ini dipimpin oleh Juliati Boddhiya selaku presiden direktur, telah berkarya selama 66 tahun, serta berekspansi ke berbagai wilayah dan memiliki beragam produk yang memberikan solusi bagi konsumen.

Hingga kini, ACA memiliki 1 kantor pusat, 2 kantor pusat operasional, 44 kantor cabang, 26 kantor perwakilan, dan 4 kantor perwakilan Unit Layanan Asuransi Syariah (ULAS) yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam menjalankan perusahaan, ACA juga didukung oleh sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang saat ini mencapai 1.585 karyawan.

ACA kemudian tercatat menjadi salah satu perusahaan asuransi nasional dengan jumlah aset terbesar, dimana saat ini mencapai Rp10,73 triliun. Pada Desember 2021, permodalan yang dimiliki ACA mencapai Rp6,77 triliun dengan Rasio Pencapaian Solvabilitas sebesar 343,39%. Ini berarti jika seluruh nasabah ACA mengajukan klaim secara bersamaan, perusahaan dapat memenuhinya dan masih memiliki cadangan sebesar 219,76% untuk melanjutkan bisnisnya. Nilai tersebut jauh melampaui ketentuan pemerintah yang hanya 120%.

Untuk solusi unggulan, ACA memiliki produk asuransi OTOMATE (Asuransi Kendaraan Bermotor), ASRI (Asuransi Properti), dan produk Asuransi Mikro seperti Asuransi Demam Berdarah. ACA juga memiliki produk lain yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, yaitu Asuransi Rekayasa, Pengangkutan, Rangka Kapal, Travel Safe (Asuransi Perjalanan), Medi+ (Asuransi Kesehatan), Wellwoman (Asuransi Kanker Wanita), Asuransi Keuangan, Asuransi Kecelakaan Diri, Asuransi Tanaman, dan produk asuransi lainnya.

Juliati mengatakan bahwa saling mendukung antar sektor dan terus mencari solusi adalah kunci utama pertumbuhan berkelanjutan ACA. Dari sisi operasional maupun finansial, semua menerapkan kunci yang sama untuk menjaga pertumbuhan berkelanjutan.

“Sejalan dengan pemulihan global, perekonomian Indonesia diperkirakan akan pulih dan akan tumbuh sebesar 4-6% di 2022 sesuai dengan prediksi pemerintah. Namun demikian, masih banyak risiko dan tantangan di 2022 yang perlu diwaspadai, terutama karena masih adanya negara-negara yang belum berhasil mengendalikan pandemi Covid-19, sehingga dengan adanya ketidakpastian tersebut mendorong ACA memprioritaskan kualitas pelayanan kepada nasabah untuk menjaga agar kepentingan para nasabah ACA tetap terjaga dan terlindungi bersama dengan ACA,” ucap Juliati, beberapa waktu lalu.

 

Penulis: Steven Widjaja

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.