Menyapa Pohon, Mengenang Timtim

Babi di Gunung Tiba

Kisah tidak berhenti di situ. Dan Doni Monardo masih tertarik mengenang operasi yang ia jalankan semasa tugas di Timor Timur bersama –antara lain—Kapten Ketut Riama yang dulu masih berpangkat Pratu.

Kisah berlanjut ke penugasan di lereng gunung yang lain. Bukan di Gunung Mundo Perdido, tetapi di gunung Tiba Silo. Berangkat dari markas Satgas di distrik Baucau, kota terbesar kedua setelah Dili, pasukan Doni mencapai Hutan Tiba Silo pukul 15.00 Waktu Indonesia Tengah (WITA).

Mendadak ada seekor babi hutan lari tunggang langgang. Sementara di kejauhan sana, tampak ada asap mengepul. Sigap Doni menyimpulkan, tak jauh di depan terdapat markas milisi fretilin. Perintah selanjutnya, sembilan prajurit berjalan berderet tetapi membentuk formasi sejajar, melewati jalan setapak. Sebagian di kiri, sebagian di kanan, dan sebagian di tengah. Letda Doni dan Pratu Ketut di tengah.

Tak lama berjalan, pasukan di kiri dan kanan melihat ada Fretilin bergerak. Tanpa aba-aba, mereka langsung memberondongkan tembakan. Milisi Fretilin pun kabur ke arah atas, dan menghilang ke dalam hutan. Doni segera memerintahkan pasukannya mengejar.

Akan tetapi, salah seorang prajurit menyampaikan usul dengan sikap correct, bahwa sebaiknya menunggu. Sebab, jika langsung mengejar, bisa jadi di atas sana pasukan milisi sudah siap menghadang dengan senapan terkokang.

Doni adalah komandan unit tempur saat itu. Tetapi, ia mendengar masukan dari prajurit yang dinilainya logis. Terlebih informasi datang dari anak buah yang nota bene jauh lebih berpengalaman di medan tempur Timtim.

Setelah cukup menunggu, pasukan Doni pun merangsek ke hutan, memburu para milisi fretilin. Hari itu memang tidak ada Fretilin yang berhasil dilumpuhkan. Tapi keesokan harinya, sejumlah anggota milisi Fretilin yang takut diburu pasukan Doni Monardo, keluar hutan dan turun gunung. Mereka langsung menjumpai aparat teritorial yang ada di kampung dan menyatakan menyerah.

“Waktu itu, selain kami yang bertempur naik gunung dan masuk hutan, juga ada pasukan Sandi Yudha yang bertugas di kampung sebagai aparat pembina teritorial,” ujar Ketut.

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.