Korban Bencana Nuklir Fukushima Menuntut Atas Kanker Yang Diderita

10 Tahun berlalu sudah bencana nuklir Fukushima, dan sekarang telah memakan korban sebanyak enam orang. Keenam orang penderita kanker tiroid yang diyakini akibat insiden Fukushima tersebut menuntut operator nuklir Tokyo Electric Power Company (Tepco) atas musibah yang mereka alami.

Mereka yang telah menjalani operasi pengangkatan tiroid menuntut ganti rugi sebesar 5,4 juta US dolar. Juru bicara Tepco mengatakan bahwa perusahaan concern terhadap kasus tersebut, dan akan memberikan respon lanjutan setelah detail komplain dipelajari.

“Beberapa penuntut mengalami kesulitan untuk menempuh level pendidikan lebih tinggi akibat kanker yang diderita. Mereka juga kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan, dan akhirnya putus asa akan masa depannya,” ujar pengacara keenam korban Kenichi Ido, seperti dikutip bbc.com, Kamis (27/1/22).

Namun demikian, mereka mungkin akan mengalami kesulitan dalam membuktikan penyebab kanker itu berasal dari insiden nuklir.

Bencana nuklir Fukushima terjadi pada 11 Maret 2011 ketika gempa bumi hebat mengguncang wilayah timur laut Jepang, yang kemudian memicu tsunami yang akhirnya menyebabkan insiden nuklir. Ini menjadikannya insiden nuklir terbesar kedua setelah insiden Chernobyl pada 1986, tapi dinilai sebagai insiden yang tak terlalu berbahaya karena melepaskan sedikit zat radioaktif Iodin.

Panel Ahli dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menyimpulkan tahun lalu bahwa bencana nuklir tersebut belum menyebabkan berbagai masalah kesehatan secara langsung kepada warga lokal. Dan laporan tahun 2013 dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa insiden nuklir tersebut tidak akan menyebabkan peningkatan kasus kanker di wilayah itu. Akan tetapi, pemerintah Jepang pada 2018 pernah mengumumkan ada satu korban meninggal akibat eksposur terhadap radiasi, dan setuju untuk memberikan ganti rugi terhadap keluarga yang ditinggalkan.

Para penuntut di kasus insiden nuklir Fukushima juga mengatakan bahwa tidak ada riwayat kanker tiroid di keluarga mereka. Kasus ini telah menyedot perhatian publik Jepang. Dan terlepas dari laporan para ahli, banyak orang yang dievakuasi dari daerah insiden merasa was-was, dan enggan untuk kembali.

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.