Jakarta – Berkat kinerjanya yang kinclong, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) sukses diganjar predikat “The Best” di ajang Infobank Top BUMD 2022, Kamis, 19 Mei 2022, di Hotel Alila Solo. Bank Jateng meraih total skor 82,78 pada rating BUMD Keuangan 2022 yang dilakukan oleh Biro Riset Infobank (birI) pada klasifikasi bank pembangunan daerah (BPD) beraset Rp50 triliun sampai dengan di bawah Rp100 triliun.
Penilaian Rating BUMD Keuangan ini berbeda dengan rating bank dan BPR yang biasa dibuat Infobank setiap tahun. Pembeda utamanya terletak pada bahan baku rating, atau laporan keuangan masing-masing bank. Jika rating bank dan BPR menggunakan data hingga Desember tahun terakhir, maka pada Rating BUMD Keuangan, laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan per September atau triwulan ketiga tahun terakhir. Rating BUMD Keuangan meliputi penilaian terhadap bank pembangunan daerah (BPD), bank perkreditan rakyat (BPR), dan bank perkreditan rakyat syariah (BPRS) milik pemda ini, menerapkan lima tahapan dalam menentukan pemenang kategori.
Kelima tahapan besar itu, yakni menentukan formula rating berdasarkan perkembangan industri dan kebijakan regulator, mengumpulkan data berdasarkan periode kinerja September 2020 hingga September 2021, mengolah angka-angka dengan berbagai rasio, mengelompokkan bank-bank sesuai besaran aset, dan pemberian notasi akhir untuk pemberian predikat. Pemberian notasi hanya untuk memudahkan pembaca. Karena bagi Biro Riset Infobank (birI), yang utama adalah predikat, dan bukan nomor urut.
Bank daerah yang dipimpin oleh Supriyatno ini, berhasil mencatatkan pertumbuhan di beberapa pos keuangannya hingga triwulan ketiga 2021. Sebut saja modal inti yang tumbuh 14,04% secara tahunan, kredit yang disalurkan tumbuh 7,50% secara tahunan, dan laba tahun berjalan yang tumbuh 0,23% secara tahunan. Pertumbuhan-pertumbuhan ini berlanjut hingga triwulan pertama tahun 2022.
Per kuartal I 2022, total aset Bank Jateng telah mencapai Rp77,98 triliun atau 100,17% dari target bisnis perseroan tahun ini. Sementara itu, labanya juga sudah mencapai Rp602 miliar atau 116,84% dari target bisnis tahun ini. Pertumbuhan laba ini sudah tumbuh sebesar 9,63% secara tahunan per akhir Maret 2022. Pertumbuhan kinerja ini sejalan dengan akselerasi digital yang dilakukan Bank Jateng. Bank Jateng mengikuti perkembangan zaman dengan berbagai program digitalisasi, seperti digital lounge atau digital space, yang memungkinkan para nasabah melakukan transaksi secara mandiri, layanan setor dan tarik tunai, layanan cetak buku, dan teller digital.
Adapun untuk mendukung perkembangan bisnis, telah dikembangkan e-PLO, BI-Fast, SIPLAH untuk BOS, SIPD Pemda, Billing Center, Electronic Data Capture (EDC), QRIS, serta mobile banking versi terbaru. Untuk pengembangan operasional internal, Bank Jateng sudah memanfaatkan Robotic Process Analytic (RPA), dan implementasi e-Nawala untuk e-Office.
“Memasuki usia yang ke-59, Bank Jateng terus mengakselerasi pengembangan teknologi, baik di bidang support bisnis, penguatan infrastruktur, maupun otomasi melalui layanan digitalisasi,” ujar Supriyatno dalam laman resmi perseroan, bulan lalu.
Penulis: Steven Widjaja