Jakarta– Kesehatan mental menjadi perhatian serius di tahun-tahun belakangan. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2023, prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk usia dewasa meningkat hingga 9,8%, dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 7%.
Hal ini menunjukkan tren peningkatan stres dan kecemasan yang diakibatkan oleh berbagai faktor. Seperti tekanan ekonomi, pandemi yang baru saja berlalu, dan tantangan kehidupan sehari-hari.
Survei Kementerian Kesehatan pada 2024 mencatat bahwa lebih dari 60% pekerja di Indonesia mengaku mengalami stres berat. Sebesar 35% di antaranya menunjukkan gejala burnout.
Data ini relevan terutama untuk industri keuangan yang terkenal memiliki ritme kerja tinggi, target yang menekan, dan ekspektasi hasil yang signifikan.
Tekanan tersebut bukan hanya berdampak pada individu, tetapi juga organisasi secara keseluruhan. Penurunan produktivitas, meningkatnya tingkat absensi, dan tingginya angka turnover menjadi masalah nyata yang harus diatasi.’
Psikolog dan Direktur Biro Psikologi Psikodinamik Poppy Amalya mengatakan, Mental Health Check-up Mental Health Check-up by Psikodinamika merupakan program pertama di Indonesia yang dirancang khusus untuk membantu individu dan organisasi dalam industri keuangan mengelola kesehatan mental secara proaktif.
Layanan ini mencakup, pertama, screening psikologis terintegrasi dengan Mengidentifikasi tingkat stres, kecemasan, dan burnout pada karyawan untuk mencegah dampak negatif yang lebih besar.
Kedua, pendampingan psikologis personal dan grup berupa sesi konseling untuk membantu individu menemukan keseimbangan emosional dan meningkatkan resiliensi. Ketiga, pelatihan manajemen stress dengan menghadirkan workshop yang membekali karyawan dengan keterampilan untuk mengatasi tekanan kerja dan meningkatkan produktivitas.
Keempat, Rekomendasi Strategis untuk Organisasi: Analisis data kesehatan mental untuk memberikan saran kebijakan guna menciptakan lingkungan kerja yang mendukung. Dampak Positif pada Pelaku Industri Keuangan Studi menunjukkan bahwa organisasi yang berinvestasi pada kesehatan mental karyawan dapat meningkatkan produktivitas hingga 25%.
Dalam konteks industri keuangan, hal ini berarti lebih banyak peluang untuk memanfaatkan potensi pasar di tengah tantangan ekonomi global.
“Dengan layanan Mental Health Check-up, kami ingin memastikan bahwa pelaku industri keuangan mampu menghadapi tekanan dan memanfaatkan peluang yang ada di 2025. Kesehatan mental yang baik adalah fondasi untuk keputusan yang lebih bijaksana dan strategi bisnis yang lebih kuat,” ungkap Poppy.
Psikodinamika mengundang seluruh pelaku industri keuangan untuk bergabung dalam program ini sebagai bagian dari solusi komprehensif menghadapi tahun 2025. Bersama-sama, mari ciptakan ekosistem bisnis yang lebih sehat dan tangguh. (*)