Kecam Keras Aksi Gebuk Debt Collector, Ini Saran Ketua Umum APPI
Tangsel — Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno, mengecam aksi kekerasan terhadap debt collector yang terjadi di BSD, Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (5/4) lalu.
Menurut Suwandi, aksi pengeroyokan terhadap debt collector yang dilakukan oleh anggota ormas itu adalah tindakan premanisme yang harus dilawan.
“Tindakan premanisme yang menganggu keamanan dan ketertiban masyarakat, baik dilakukan oleh masyarakat, maupun oleh debt collector, tidak bisa dibenarkan,” tegas Direktur Utama Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL) itu.
Jika debt collector sudah menjalankan tugas dan pekerjaannya sesuai dengan standard operational procedure (SOP) tapi masyarakat bertindak main hakim sendiri, Suwandi memastikan polisi akan memproses dan menangkap pelakunya, siapapun itu.
“Polisi tidak akan memilah-milah, pasti akan diproses sesuai hukum yang berlaku. Kami akan terus memantau kasus ini,” ujarnya.
Suwandi juga menyarankan juga kepada masyarakat, kalau menemui kasus kekerasan di jalan, seperti pengeroyokan anggota ormas terhadap debt collector, jangan ikut terpancing dan ikut melakukan pengeroyokan.
“Sebaiknya bersikap bijak dengan memisahkan mereka. Kemudian diajak ke kantor polisi untuk menyelesaikan perselisihan,” sarannya.
5 PELAKU DITANGKAP
Info terbaru, Satuan Reserse Kriminal (Satkrim) Polres Kota Tangsel telah berhasil menangkap lima orang terduga pelaku pengeroyokan.
“Hingga saat ini sudah 5 orang pelaku yang diamankan ke Polres Tangsel yang diduga melakukan kekerasan fisik terhadap korban,” kata Kasat Reskrim Polres Kota Tangsel Ajun Komisaris Aldo Primananda Putra, Jumat (7/4).
Seperti diberitakan sebelumnya, aksi pengeroyokan terhadap DC bernama Bobby Palliama (50), oleh anggota ormas terjadi pada Rabu (5/4), pukul 15.00 WIB di Jalan Raya Rawa Buntu, dekat Stasiun Rawa Buntu, BSD Serpong, Tangsel.
“Saat itu, Bobby bersama rekannya dan debitur menuju ke kantor Clipan untuk menyelesaikan masalah tagihan bermasalah dengan membawa unit mobil yang jadi agunan,” ungkap Petrus K Abi, rekan Bobby, kepada AsianPost.ID, Kamis (5/4).
Menurut Peter, sapaan Petrus, debitur bernama RI meminta bantuan ormas untuk mempertahankan unit kendaraan kendaraan roda empat yang jadi obyek agunan dengan pembiayaan dari Clipan Finance. DW