Jokowi Blak-blakan Sulitnya Nyari Impor Beras, 7 Provinsi Dilanda Kekeringan

Jakarta— Poduksi beras nasional kian menunjukkan penyusutan menyusul musim kering semakin menjadi-jadi di 7 provinsi di Indonesia.

Penurunan atas luasan produksi beras ini menyebabkan harga beras di tingkat konsumen terpantau meroket dalam beberapa bulan terakhir.

Presiden Joko Widodo mengatakan, kenaikan harga beras sudah mencapai dan 2,5% secara bulanan (month to month/ mtm), sedangkan jika diukur dari Januari hingga per hari ini, (30/10/2023) kenaikan beras sudah menyentuh 19,8% (year to date/ytd).

“Dulu perubahan iklim banyak yang bilang ‘ah apa nggak kelihatan barangnya’. Sekarang sudah nyata kelihatan. Kekeringan di 7 provinsi dan beberapa negara dan akhirnya menurunkan produksi base kita,” ujar Jokowi, Senin (30/10/2023).

Untuk menutupi kekurangan stok beras nasional, Presiden mengaku telah meminta sejumlah negara sahabat membuka importasi beras ke Indonesia.

Namun beberapa di antara negara tersebut menolak. Bahkan, kata Jokowi, negara seperti Vietnam yang biasanya kerap menawarkan ekspor beras ke Indonesia, kini hanya bersedia menjual dengan stok terbatas.

“Saya berbicara dengan PM India Narenrda Modi, dia punya stok beras. Tapi dia pakai sendiri untuk cadangan. Nggak berani melepas, saya udah bicara nggak berani melepas. Yang dekat-dekat Vietnam, Kamboja, Thailand yang biasanya menyodor-nyodorkan, juga sama. Bisa, tetapi sangat terbatas. Inilah situasinya,” terang Jokowi.

Jokowi mengatakan, setidaknya 22 negara importir tak lagi membuka keran ekspor beras secara jor-joran lantaran digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri mereka sendiri.

Kondisi itu membuat Indonesia kesulitan untuk mendapatkan beras dari negara yang biasanya menjadi importir.

“Sekarang nggak semudah dulu mencari beras. Impor tidak semudah dulu. 22 negara sudah setop dan mengurangi ekspornya karena mereka sendiri ingin menyelamatkan rakyatnya. Situasi seperti ini kita harus tahu bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja,” jelasnya.

Perlu diketahui, harga komoditas pangan melambung dibandingkan hari sebelumnya secara rata-rata nasional. Sejumlah harga pangan yang terkerek itu di antaranya beras, cabai merah keriting, minyak goreng, telur, dan bawang merah.

Laporan Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan, harga beras premium mengalami kenaikanan 2,07% dibandingkan hari sebelumnya menjadi Rp15.290/ kg. Demikian dengan harga beras medium yang nauk 0,68% menjadi Rp13.300/kg.

Harga beras medium per hari ini masih di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp10.900-Rp11.800 per kg.

Adapun, harga daging ayam ras turut melambung sebesar 5,48% menjadi Rp36.600/ kg, disusul kenaikan pada harga telur ayam ras sebesar 4,23% menjadi Rp28.810/ kg.

Sementara cabai merah keriting naik 2,91% menjadi Rp49.790/ kg, sedangkan kedelai biji kering impor naik 1,29% menjadi Rp13.310/ kg. Kemudian, harga bawang merah naik 8,76% menjadi Rp25.080/ kg, disusul harga bawang putih bonggol naik 4,19% menjadi Rp37.560/kg/ (*) RAL

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.