Jangan Bilang-bilang Ya! Ini Cara Ganjar Pranowo Seleksi Calon Direksi Bank Milik Pemda
Yogyakarta— Bank milik pemerintah daerah (Pemda), baik Bank Pembangunan Daerah (BPD) maupun Bank Perekonomian Rakyat (BPR), sering mengalami intervensi politik dalam pengelolaannya.
Sebagai bank milik pemda, BPD maupun BPR atau BKK (Badan Kredit Kecamatan) memang tak lepas dari bayang-bayang intervensi politik.
Sebab, pemegang saham terdiri dari pemerintah provinsi (Pemprov) dan pemerintah kabupaten/kota (Pemkab/Pemkot), kepala daerahnya dipilih melalui jalur politik.
“Pemegang saham yang baik tentu tidak akan banyak melakukan intervensi terhadap pengelolaan bank. Direksi yang baik juga harus berani menolak intervensi tersebut jika melanggar prinsip GCG,” ujar Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Ganjar memgungkapkan hal itu saat memberikan Special Talk dalam ajang “Top BUMD 2023” yang diselenggarakan oleh Infobank Media Group di Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, Kamis, (11/5/2023).
Selain tantangan intervensi politik, BPD dan BPR/BKK juga menghadapi tantangan internal, yakni bagaimana menjaga kinerja bank agar tetap memegang prinsip CGC (good corporate governance), integritas, dan profesionalitas.
Untuk menghadapi tantangan internal ini, memilih pengelola (direksi) dan pengawas (komisaris) yang profesional dan berintegritas, menjadi kunci sukses BPD atau BPR/BKK.
Untuk hal satu ini, Ganjar memiliki strategi unik saat memilih calon direksi/komisaris BPD atau BPR/BKK.
Saat wawancara untuk kebutuhan fit and propers test, Ganjar mengaku memberikan pertanyaan “jebakan” kepada para kandidat.
“Saya tanya ke mereka, ‘Sebutkan tiga cara mengambil duit bank paling bagus tanpa ketahuan?” ujarnya.
Diberi pertanyaan tak terduga seperti itu, kata Ganjar, kandidat direksi yang ‘sok bersih’ akan menjawab, “Maaf, Pak, saya tidak tahu, karena saya tidak pernah mengambil (mencuri) uang bank.
“Jika dia menjawab seperti itu, saya langsung sudahi wawancara. Dan, saya bilang, coret kandidat itu. Masa bankir ndak tahu hal seperti itu,” tegasnya.
Dengan pertanyaan ‘jebakan’ seperti itu, kata Ganjar, banyak kandidat direksi, khususnya di BPR/BKK yang tak lolos seleksi.
Namun, ada juga kandidat yang berhasil menjawab dengan jujur.
“Dia bilang, cara pertama, ada istilahnya kredit topengan. Kedua, setoran warga tak disetor ke kas. Dan, ketiga, tips diambil nanti. Mendengar jawaban dia, saya langsung putuskan, ‘Kamu lolos’,” tutur ganjar.”
Begitu Ganjar menyebut lulus, kandidat itu langsung nyeletuk.
“Ada cara keempat, Pak. Kerja sama dengan pemegang saham,” ujar Ganjar yang disambut gelak tawa ratusan audiens yang terdiri dari praktisi keuangan, perbankan, dan pemerintahan daerah. (DW)