Izin, Pak Prabowo! Ini Curahan Hati Dosen Binus & Analis Timteng Soal Pengungsi Gaza
Jakarta— Rencana Presiden Prabowo Subianto menampung pengungsi warga Gaza Palestina sebaiknya dipikir ulang. Banyak mudaratnya, Pak.
Analis Timur Tengah (Timteng) dari Binus University, Dr. Tia Mariatul Qibtiyah, merasa galau dengan rencana Presiden Prabowo membantu pengungsi Gaza. Dia merasa, meski baik dan mulia, ide Presiden kurang tepat.
“Jujur, Pak. Saya dosen, paham betul tentang Timteng. Baik bahasa, budaya, bisnis, dan peta di Gaza. Ini bukan solusi yang baik untuk Gaza dan Indonesia,” tulis Tia di akun IG-nya.
Berikut curahan hati dan pemikiran Tia, yang diunggah Rabu (9/4) malam:
Pak Prabowo, bantuan ke Gaza bisa dalam bentuk lain. Tak harus menampung mereka di Indonesia. Mau permanen atau sementara.
Saya jadi penasaran, apakah ini hasil nego tarif dengan Trump yang berambisi mau memindahkan warga Gaza ke Indonesia? Kenapa saya bilang kebijakan ini tidak baik untuk kedua belah pihak? Berikut alasannya: Satu, masyarakat kita sekarang sedang menjerit, efek jatuhnya ekonomi. Dolar sempat tembus Rp17.000, Pak.
Saya saja, biasanya Lebaran berbagi, kali ini tidak (Curcol, Bu?–Red). Mereka banyak yang tidak mudik karena kondisi ekonomi kita. Rakyat Bapak tengah mengencangkan ikat pinggang.
Dua, warga Gaza sendiri tidak mau ke Indonesia meski mereka respek. Gaza Tanah Air mereka. Tak mungkin mereka tinggalkan dan membiarkan dicaplok Israel.
Tiga, APBN dan dana sosial dari Baznas, dan dari sumber lain, tak akan cukup, Pak Prabowo.
Empat, Indonesia ini plural. Semua masalah tidak melulu soal Palestina. Isu Palestina tak lagi seksi sebagai isu politik domestik, kecuali pure kemanusiaan. Saya sudah crawling data memakai machine learning, Pak.
Hasilnya, dukungan publik tak lagi signifikan seperti konflik sebelumnya, terutama pasca-insiden 7 Oktober 2024. Silahkan Bapak crawling sendiri kalau tidak percaya, bersama tim medsos Bapak. Ini saran saya, Pak.
Bapak Presiden yang saya hormati. Soal nego tarif dan bantuan Palestina, bisa dengan cara lain. Membantu Palestina fokus saja pada diplomasi Indonesia untuk “two state solution”.
Jika Bapak tetap lakukan kebijakan ini, saya khawatir justru akan chaos di tengah himpitan ekonomi parah saat ini, dan ini bukti kegagalan diplomasi kita.
Saya bilang begini karena saya sayang sama Bapak, bangsa, dan negara ini, dan saya pilih Bapak saat Pilpres 2024 lalu.Bahkan, saya ikut mengkampanyekan Bapak itu bagus dan patriot sejati. Jangan sampai salah langkah, Pak. Please, dengarkan saya. (DW)