THE ASIAN POST, HONG KONG ― Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. DR. Dr. Budi Wiweko, SpOG (K), MPH mengatakan, fenomena “Big data” pada era Revolusi Industri 4.0 sangat penting, termasuk dalam dunia kesehatan.
“Big data pasien menjadi sangat penting dalam menganalisa data besar yang kompleks seperti data genomics, epigenomics, transcriptomics, proteomics, metabolomics, interactomics, pharmacogenomics, diseasesomics, biomedical data dan data elektronik kesehatan,” kata Budi Wiweko saat menjadi pembicara pada acara Asia Pacific Initiative on Reproduction (ASPIRE) yang diselenggarakan di Hong Kong Convention & Exhibition Centre, akhir pekan lalu.
Pada acara yang berlangsung pada 2-5 Mei 2019 tersebut, Budi Wiweko memaparkan tentang “Cutting Edge of Reproductive Medicine“.
Selain fenomena Big Data, ia juga menyinggung soal perkembangan Artificial Intelligence (AI) dalam dunia kesehatan.
“Faktanya, penelitian terbaru menunjukkan bahwa AI lebih akurat dalam menentukan embrio yang berkualitas, dalam menentukan potensial kelahiran,” ujarBudi Wiweko, yang juga menjabat sebagai Presiden ASPIRE periode jabatan 2018―2020.
Ia menjelaskan, saat ini dunia kesehatan telah berubah. Ketika dahulu diagnosa dilakukan berbasis simptom, saat ini sudah bergeser menggunakan basis pola.
Budi Wiweko memprediksi, di masa depan, diagnosa penyakit akan dilakukan berbasis algoritma data, sehingga akan menghasilkan apa yang disebut “precision medicine“.
Yang jelas, tegasnya, semua perubahan atau disrupsi yang terjadi pada dunia kesehatan saat ini adalah sebuah awal dari permulaan, bukan sebuah permulaan dari akhir.
Sekadar diketahui, Asia Pacific Initiative on Reproduction (ASPIRE) adalah sebuah organisasi Internasional yang merupakan perhimpunan lintas profesi dalam bidang teknologi reproduksi berbantu. []