Good Job! Iran – Indonesia Sepakat Perkuat Diplomasi Melalui Film
Jakarta – Film adalah titik temu yang paling strategis untuk memperkuat diplomasi bagi Iran maupun Indonesia. Kedua negara ini sejak lama memiliki akar budaya yang sama. Tidak pernah tercatat dalam sejarah diplomasi antara Iran dan Indonesia berkonflik, apalagi berseteru.
Inilah pentingnya saling memberi dan mengisi sub-kebudayaan dari masing-masing potensi yang dimiliki selama ini, seperti produksi film-film Iran dan Indonesia, keduanya sama-sama memiliki posisi unggul di pentas dunia per-film-an.
Kedua negara, sudah menduduki peringkat penghargaan internasional, meskipun untuk Piala Orcar, Indonesia masih harus berjuang-keras. Tapi, untuk penghargaan internasional, Indonesia sudah berulang kali, misalnya International Film Festival, sebagai Asian Feature Film Special Mention; Busan International Film Festival; Hong Kong International Film Festival dan Golden Butterfly Award (Iran).
Inilah antara lain inti pemikiran penting yang disampaikan Wakil Duta Besar Iran, Dr. Moradi saat menutup kegiatan pekan film-Iran di Universitas Negeri Jakarta, awal pekan ini. Menurutnya, Iran dan Indonesia tidak punya pilihan lain, kecuali membangun kekuatan budaya melalui film, dengan saling membuka diri, untuk bekerja sama.
Menurut Moradi, seperti halnya Iran, Indonesia pun tak kalah progresifnya dalam memproduksi film. “Saya melakukan penelitian terhadap kemajuan film-film Indonesia yang indah dan menarik. Hal ini, untuk dijadikan perbandingan bagi sutradara Iran,” ujarnya.
Film-film Indonesia, kata dia, progresif, beberapa film Indonesia berhasil mengangkat cerita-cerita lokal ke dunia internasional. Film Laskar Pelangi, salah satunya.
Selain Laskar Pelangi, ada juga film Sekala Niskala. Film ini sempat ditayangkan di Busan International Film Festival dan Toronto International Film Festival. Bahkan, film ini meraih Grand Prize di Tokyo FILMex International Film Festival dan Best Youth Feature Film di Asia Pasific Screen Awards.
Ada lagi, film Turah. Film berkisah tentang kehidupan masyarakat Kampung Tirang, Tegal, yang mengalami isolasi bertahun-tahun. Turah berhasil meraih penghargaan di Singapore International Film Festival sebagai Asian Feature Film Special Mention. Selain itu, penghargaan Bengaluru International Film Festival sampai Asean International Film Festival and Award 2017.
Berikutnya, film Laut Memanggilku. Film ini mengisahkan seorang anak yang bernama Sura, hidup sebatang kara tanpa orang tua – berhasil memenangkan penghargaan di Busan International Film Festival, yakni Sonje Awards.
Direktur Film, Musik dan Seni Kementerian Kebudayaan RI, Syaifullah, Ph.D., menyambut baik kerjasama sineas Indonesia dan Iran. Dia membeberkan beberapa bentuk program kerjasama yang dapat dipertimbangkan dalam kerjasama perfilman.
“Secara praktis, perlu kolaborasi antara sineas Iran dan Indonesia, misalnya melalui program residensi, workshop, dan co-production film,” ujarnya.
Produser film-Iran, Dr.Sasan, mengatakan, kehadirannya di Indonesia bersama rekan-rekan pelaku industri film Iran bertujuan untuk membangun kerjasama dengan Indonesia, dalam perfilman, atau seni pertunjukan pada umumnya.
“Saya, sebagai perwakilan, representatif institusi besar perfilman di Iran, yaitu Institusi Film-Source, selama ini memproduksi banyak film, khususnya terkait dengan sejarah atau dokumenter, ingin kerjasama dengan kampus-kampus, institusi-institusi film yang ada di Indonesia,” ujarnya. DW