Gibran “Bocah” Cawapres, Gagalnya Partai Politik Menyiapkan Pemimpin

Oleh: Rasmuni Sangga Bumi, Seorang Dosen.

APA makna majunya “Si Bocah” Gibran Rakabuking Raka menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto. Partai sebesar Golkar pun mengajukan “Si Bocah” yang berusia 36 tahun. Masa depan Indonesia diserahkan kepada anak yang baru 2 tahun berpengalaman menjadi walikota.

Seandainya partai-partai politik mampu mendidik dan menyiapkan kader-kader terbaiknya, tidak perlu membajak kader partai lain hingga sampai harus meloloskan seseorang yang tak memenuhi syarat menjadi lolos menjadi kontestan, meski harus menyelundupkan hukum.

Partai-partai politik itu telah gagal menjadi wadah pengkaderan calon-calon pemimpin bangsa yang berkualitas, sehingga harus memilih anak berusia 36 tahun yang baru dua tahun jadi walikota, ingin dijadikan pemimpin bangsa berpenduduk 275 juta jiwa.

Baca juga...

Bangsa ini seperti dilecehkan karena ternyata kita digiring pada satu situasi krisis pemimpin sehingga kita ditawarkan anak yang sedang belajar untuk menahkodai bangsa yang besar ini.

Partai-partai politik harus introspeksi diri terhadap kinerjanya sebagai sumber kepemimpinan nasional dan bangsa.

Sementara memilih politik untuk meraih kekuasaan etika dan komitmen harus dijaga sebagai nilai penerimaan kuat terhadap suatu tujuan juga nilai-nilai organisasi dan upaya individu. Karena adanya komitmen tersebut, mereka berupaya untuk berkarya serta memiliki hasrat yang kuat demi bertahan dalam organisasi tersebut. Moral dan integritas taruhannya.

Kita patut renungkan tokoh-tokoh politik nasional kita seperti Ruslan Abdul Gani, Sutan Syahrir dan masih banyak lagi yang tetap memaknai politik dan ideologi untuk lebih mementingkan bangsa dan negaranya di atas kepentingan pribadi dan keluarganya.

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.