FBI Sebut Indonesia Jadi Sasaran Penipuan Bermodus Industri Hiburan

THE ASIAN POST, JAKARTA ― Biro Penyelidikan Federal Amerika Serikat (FBI) menyebutkan, Indonesia menjadi negara tujuan para pelaku penipuan bermodus industri dunia hiburan.

Setidaknya, seperti dalam pernyataan di laman resminya, FBI meyakini,  modus penipuan ini sudah berlangsung sejak tahun 2013 silam.

FBI menghimbau kepada para warga negara Amerika yang pernah tertipu untuk segera melaporkan diri.

“FBI sedang mencari korban yang mungkin telah melakukan perjalanan ke Indonesia antara tahun 2013 hingga sekarang untuk mengejar tawaran pekerjaan palsu dari orang-orang yang mengaku sebagai profesional industri hiburan terkenal,” begitu bunyi pernyataan resmi FBI.

Menanggapi ini, Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, mengatakan saat ini Polri belum menerima adanya laporan terkait kasus tersebut.

“Ya, menunggu korban dulu tentang peristiwa tersebut,” ujar Dedi singkat seperti dilansir dari DW  Indonesia.

Ia juga menyatakan Polri siap menjalin komunikasi dengan FBI untuk membantu mengungkap dalang penipuan ini.

Dalam laporannya, DW Indonesia menyebutkan, modus yang dijalankan selalu sama. Seseorang yang mengaku sebagai produser eksekutif industri hiburan Hollywood melakukan panggilan telepon, mengirimkan pesan singkat, atau mengirim email berisikan tawaran pekerjaan yang menarik di Indonesia, khususnya di Jakarta.

Mereka yang diketahui menerima tawaran ini adalah sejumlah fotografer, penulis, pemeran pengganti, perwakilan keamanan, dan lain semacamnya.

Mereka yang percaya akhirnya terbang ke Indonesia menggunakan biaya pribadi terlebih dahulu, diiming-imingi oleh pelaku bahwa akan mengganti biaya perjalanan mereka.

Setibanya di Indonesia, mereka dijemput oleh salah seorang supir yang mengaku dari pihak manajemen, dan meminta sejumlah uang dalam bentuk dolar dengan jumlah yang besar.

“Para korban diyakinkan untuk terus memberikan sejumlah uang dalam mata uang AS hingga perjalanan selesai atau hingga mereka menyadari bahwa mereka adalah korban penipuan. Para korban tidak mendapat penggantian untuk biaya perjalanan, uang yang diberikan kepada sang supir, atau biaya pelayanan selama di Indonesia,” lanjut bunyi pernyataan resmi FBI.

Untuk membuat korban – korbannya terjerat tipu daya, para oknum berani mencatut nama-nama beken profesional Hollywood seperti Presiden Lucasfilm, Kathleen Kennedy; Produser Marvel, Victoria Alonso; Mantan Direktur Sony Pictures, Amy Pascal; pengusahan sekaligus produser film, Wendi Deng Murdoch; hingga casting director, Sarah Finn.

Agen khusus FBI yang menangani kasus ini, Todd Hemmen, dalam sebuah pernyataan mengatakan para pelaku merupakan orang yang profesional.

“Para pelaku tampaknya melakukan pekerjaannya dengan sangat teliti, baik dengan memeriksa latar belakang identitas fiktif mereka, sehingga mengetahui banyak hal tentang individu yang mereka catut, hingga memeriksa secara menyeluruh pekerjaan yang dilakukan para korban,” jelas Todd. []

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.