Erick Thohir: Butuh Nyali Bersihkan PSSI dari Tangan Kotor

Jakarta — Erick Thohir dicalonkan oleh komunitas sepak bola nasional untuk maju sebagai calon Ketua Umum PSSI. Kepastian dicalonkannya Erick ditandai dengan penyerahan mandat dari mayoritas pemilik suara dalam kongres luar biasa PSSI. Erick yang menerima pencalonan itu menegaskan pembenahan sepak bola nasional membutuhkan keberanian untuk bersih-bersih dari praktik kotor.

“Sudah banyak riset dan studi soal solusi dari masalah-masalah sepak bola Indonesia. Yang dibutuhkan sekarang bukan cuma solusi, tapi nyali untuk mengeksekusi solusi-solusi tersebut. Butuh nyali membenahi PSSI dari tangan kotor,” ujar Erick pada keterangan persnya, Minggu, 15 Januari 2022.

Setelah dicalonkan, Erick Thohir pun diantar oleh komunitas sepak bola nasional untuk mengembalikan berkas pendaftaran sebagai calon ketua umum PSSI. Erick diantar oleh lebih dari 50 pemilik suara dalam kongres. Ikut dalam rombongan itu pemilik Rans FC Rafi Ahmad dan Atta Halilintar yang mewakili Bekasi FC.

Menurut Erick, nyali untuk membenahi persoalan dalam persepakbolaan menjadi mutlak. Selama persoalan yang menyangkut kompetisi, pembinaan usia muda, dan disiplin masih mendera maka selama itu pula sepak bola Indonesia akan tertinggal dengan negara lain.

Dengan pengalamannya yang malang melintang di sepak bola dunia, Erick bertekad untuk menerapkan standar tinggi pada profesionalisme pada pengelolaan sepak bola nasional. “Sudah saatnya sepak bola Indonesia naik kelas. Dengan pondasi profesionalisme, saya optimistis kita akan mampu bersaing di pentas yang lebih tinggi,” ujarnya.

Mimpi Erick sama halnya dengan mimpi seluruh rakyat Indonesia. Sebab muara dari pengelolaan sepak bola nasional yang baik adalah tim nasional yang baik pula. Erick percaya bahwa hasil tak akan mengkhianati proses.

“Tentu dengan komitmen, kerja keras, dan tentunya keberanian kita sangat optimistis bahwa dari 270 juta rakyat bangsa ini akan ada 11 pemain di atas lapangan dengan lambang garuda di dada yang akan merebut gelar juara bagi Indonesia, baik itu di level Asia Tenggara maupun level yang lebih tinggi,” tutur Erick.

Menurut Erick, pembenahan sepak bola nasional memang bukan perkara mudah. Banyak hal dan tantangan yang mesti segera diatasi, seperti soal kompetisi hingga prestasi. Namun Erick optimistis dengan transparansi dan profesionalisme maka masa depan sepak bola Indonesia bisa semakin baik lagi. “Saya bukan orang yang terbiasa berjanji. Tapi saya akan memastikan bahwa sepak bola mesti dibangun di atas pondasi transparansi dan profesionalisme yang standarnya mesti sama dengan negara dunia. Tanpa itu sepak bola kita akan selalu tertinggal,” tegas Erick.

Erick pun mengajak anak muda untuk ikut terlibat dalam mengelola sepak bola nasional. Menurut Erick, selama ini banyak anak muda yang memiliki gagasan dan terobosan menarik untuk sepak bola Indonesia. Erick merujuk sosok muda seperti Rafi Ahmad, Atta Halilintar, hingga Kaesang Pangarep yang penuh kreativitas dan inovatif dalam mengelola sepak bola.

“Jangan biarkan gagasan para pemuda itu hanya berakhir di sosial media, saatnya anak muda terlibat penuh, berkarya untuk negaranya dalam mengelola sepak bola nasional. Mengelola sepak bola dengan nyali,” pungkasnya.

Editor: Steven Widjaja

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.