Duh! Kesandung Krisis 4 Kali, Ekonomi Global Sedang Tidak Baik-Baik Saja
Jakarta — Ekonomi global saat ini sedang tidak baik-baik saja. Semua harus waspada, sebab jika melihat sejarah, ekonomi global pernah diguncang empat kali krisis yang berimbas ke Indonesia.
“Indonesia juga sedang terjadi anomali. Semua masuk jalur politisasi. Semua dipolitisasi. Jadi, siapa pun presidennya, siapa pun menterinya, pertumbuhan hanya 5 persen, tak bisa 7 persen seperti yang ditargetkan,” ujar Eko B. Supriyanto, Chairman Infobank Media Group.
Eko menyampaikan hal itu di depan 250 direksi perusahaan jasa keuangan, perbankan, dan BUMN, saat membuka acara “Infobank-Isentia 12th Digital Brand Awards 2023” di Shangri-La Hotel, Jakarta, Rabu, 12 April 2023.
Menurut Eko, empat krisis ekonomi global pertama dipicu oleh aksi pembelian perusahaan dengan menggunakan utang (leverage buyout) di Amerika Serikat. Ini terjadi di tahun 80-an.
Kedua, lanjut Eko, krisis akibat booming dotcom tahun 2000. Saat itu investor ramai-ramai investasi di perusahaan berbasis internet. Valuasi perusahaan berbasis internet terbang tinggi. Namun, kenyataannya, pasar dan infrastruktur belum siap.
Ketiga, kata Eko, krisis tahun 2008 akibat subprime mortgage. Krisis yang dipicu oleh kebijakan bank yang jor-joran memberikan pembiayaan mortgage kepada nasabah yang kurang kredibel.
“Kebijakan ini memacu terjadi kredit macet di segmen pembiayaan perumahan yang merembet ke sektor lain,” jelas Eko.
Dan keempat, kata Eko, tanda-tanda krisis dipicu dengan terjadi booming start-up yang menjajakan valuasi sangat tinggi. Perusahaan start-up dengan aset kecil dijual dengan valuasi tinggi.
“Padahal, bisnis prinsipnya harus profit. Ketika perusahaan start-up tak kunjung mendatangkan profit, bahkan terus membakar modal, investor menarik diri, habislah mereka,” tutur Eko.
Menurut Eko, era mendewakan valuasi telah habis. Investor kembali menuhankan cuan atau keuntungan. “Sekarang kembali ke era konten. Perusahaan yang kontennya kosong akan habis,” tuturnya.
Fenomena ini, lanjut Eko, harus diwaspadai oleh semua pihak. Jangan sampai merambat menjadi awal terjadinya krisis seperti empat krisis ekonomi global yang pernah terjadi sebelumnya.
“Perusahaan yang brand-nya bagus, pasti kontennya bagus,” tutupnya. DW