Dor! Pistol Dirut BUMN Meledak di Bandara, Siapa Sang Dirut?
Jakarta— Senjata api milik seorang direktur utama BUMN meletus di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi, pada Senin, (17/4/2023). Diketahui senjata api jenis pistol tersebut milik Direktur Utama (Dirut) PT Berdikari, Harry Warganegara.
Letusan terjadi saat Harry melakukan check in di Counter 16 Citilink. Harry menyerahkan barang bawaannya kepada protokoler bandara untuk diperiksa. Di saat protokoler tengah memeriksa senjata api tersebut dan mengosongkan peluru, tak sengaja pistol milik Harry terjatuh.
Saat terjatuh, sontak pistol tersebut kemudian meledak. Beruntung, pistol tersebut hanya memuntahkan peluru karet, di antara dua butir peluru senjata api.
Kabar meletusnya pistol tersebut sampai ke telinga Menteri BUMN Erick Thohir. Tak menunggu waktu lama, Erick kemudian buka suara soal kabar tersebut. Menurut Erick, sebagai seorang dirut BUMN, ia tak melihat urgensi untuk membawa senjata api saat bertugas melayani masyarakat.
Erick pun berjanji akan menindaklanjuti dan mempelajari temuan di lapangan atas insiden tersebut. Maka, tak menutup kemungkinan nantinya ada sanksi tegas jika terdapat unsur pelanggaran.
“Pasti dong [ada sanksi tegas], kalau sudah ada hitam di atas putihnya. Menterinya aja enggak bawa pistol, masa mau ketemu rakyat bawa pistol? Ketemu rakyat harus melayani. Kalau pistol air boleh kali buat lucu-lucuan, biar segar,” kata Erick di Jakarta.
Sempat membuat heboh warganet, siapakah sebenarnya sosok Harry pemilik senjata api itu?
Harry merupakan direktur utama perusahaan sejak 2 April 2020 dan tercatat pernah berkarir di berbagai sektor. Setelah lulus sebagai sarjana di bidang manajemen bisnis dan keuangan di City University of New York, Harry bekerja di National Westminter Bank Plc New York City, Bear & Sterns New York City, Fund Asia Investment Bank, dan Bank PDFCI. Kala itu, ia menangani keuangan korporasi, fund raising, dan restrukturisasi.
Kemudian, ia menduduki kursi sebagai senior vice president yang menangani investment banking, corporate structure, dan merger akuisisi di Henan Putihrai Sekuritas.
Harry juga pernah menjabat sebagai Presiden Direktur Pacific Metro Realty dan PT Prabu Budi Mulia, yang dimiliki Crowne Plaza Hotel. Ia juga menjadi salah satu pendiri BUMD Sulawesi Barat PT Sulbar Group dan menjabat sebagai Direktur Utama pada 2010-2013.
Tak hanya itu, di Sulbar Energi Group dan Krakatau Steel Global Trading/ PT Krakatau Natural Resources, Harry ditunjuk menjabat sebagai komisaris utama. Pada akhirnya, ia dilatik untuk menjabat direktur utama PT Berdikari.
Adapun, perusahaan pelat merah yang digawangi Harry ini bergerak di bidang peternakan terintegrasi ayam, sapi, domba, kambing, kerbau dan produk olahannya.
PT Berdikari merupakan salah satu BUMN kelas “dhuafa” karena kontribusinya terhadap pemasukan ke kas negara relatif jarang, dan sering kali laporan kuangannya merugi. (*) RAL