Dahsyatuloh! Zohran Mamdani, Walikota Baru New York, Muslim di Antara Pemilih Yahudi

Jakarta – Terpilihnya Zohran Mamdani sebagai Wali Kota New York dalam pemilu yang digelar Selasa (4/11) waktu setempat memecahkan banyak rekor.

Mamdani, menurut Associated Press, Rabu (5/11), jauh mengungguli dua kandidat lainnya. Kandidat Partai Demokrat itu menempati peringkat pertama dengan meraup 50,4 persen suara dukungan.

Kandidat lainnya, seperti mantan Gubernur New York Andrew Cuomo memperoleh 41,6 persen. Bahkan, Curtis Sliwa, kandidat Partai Republik, hanya mendapatkan 7,1 persen suara dukungan.
Terpilihnya Mamdani memecahkan banyak rekor. Apa saja?

Satu, dengan usia 34 tahun, Momdani adalah Walikota New York termuda sepanjang sepanjang satu abad terakhir.

Baca juga...

Dua, dia menjadi Walikota New York pertama berdarah Asia Selatan. Kedua orangtuanya berasal dari India.

Tiga, dia juga menjadi Wali Kota New York pertama kelahiran Afrika, yakni di Uganda.

Empat, ini yang mengejutkan, dia menjadi Wali Kota New York pertama yang beragama Islam.

Kelima, ini semakin mengejutkan, dia terpilih di antara pemilih yang mayoritas Yahudi! Wow!

Siapa sesungguhnya Zohran Mamdani?

Mamdani adalah keturunan India. Ibunya, Mira Nair, adalah sutradara film asal India-Amerika yang diakui secara internasional, sementara ayahnya, Mahmood Mamdani, adalah seorang akademisi Uganda kelahiran India.

Keluarga mereka sempat pindah ke Afrika Selatan ketika Zohran berusia lima tahun, sebelum akhirnya menetap di New York dua tahun kemudian.

Mamdani terpilih menjadi anggota Majelis Negara Bagian New York pada 2020, ia semula dianggap sebagai calon tanpa peluang ketika mengumumkan pencalonannya sebagai wali kota pada Oktober 2024.

Di luar dunia politik, Mamdani adalah penggemar hip-hop, bahkan pernah menulis dan memproduksi musik dalam genre tersebut. Ia juga penggemar berbagai tim olahraga, seperti New York Mets (baseball), New York Giants (football Amerika), dan klub sepak bola Inggris Arsenal.

Apa yang membuat pemilih New York mencoblosnya?

Mamdani sukses mengusung visi pro-penduduk berpenghasilan rendah. Di sisi lain, dia dibenci pengusaha.

Dalam kampanyenya, dia menyerukan penerapan pajak tetap 2% bagi warga berpenghasilan di atas $1 juta per tahun, peningkatan pajak korporasi, transportasi bus gratis, upah minimum $30 atau setara 465 ribu Rupiah per jam (dari $16,50 atau Rp250.000/jam saat ini), serta perluasan layanan penitipan anak publik.

Yang bakal menarik ke depan, Mamdani diprediksi bakal sering berhadapan dengan Presiden AS Donald Trump, yang berasal dari New York itu.

Mereka memiliki pandangan politik yang berbeda. Sebelumnya, Trump menyebut Momdani sebagai “komunis edan” dan “bencana yang mengintai.”

Untuk hal ini, Mamdani menanggapi dengan tenang: “Saya akan bekerja sama dengan Presiden Trump demi kebaikan kota ini, tapi saya tidak akan tunduk padanya,” ujarnya.

“Jika Anda ingin memperumit kehidupan warga New York dengan menyerang mereka dan jalinan sosial kota ini, maka saya akan berdiri di garis depan untuk melawan Anda,” tandasnya. DW

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.