THE ASIAN POST, JAKARTA ―Guru Besar IPDN, Prof. Djohermasyah Johan mengatakan, Jakarta sudah menjadi tidak ideal lagi dijadikan ibu kota dengan berbagai kompleksitasnya.
“DKI Jakarta sudah dianggap tidak ideal lagi. Karena tidak memenuhi berbagai unsur filosofi sebuah Ibu Kota Negara,” tegas Djoehermansyah dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Dukungan Regulasi Otonomi Daerah dalam Rangka Rencana Pemindahan Ibukota Negara” di Jakarta, Kamis (9/5/).
Djoehermansyah memberikan catatan tentang lokasi pemindahan ibu kota, diantaranya:
Pertama, lokasi yang dipilih adalah lokasi yang indah/lokasi terindah di sebuah negara.
Kedua, aman, tidak boleh rawan bencana, rawan kudeta atau pengambil alihan kekuasaan, aman dari gangguan kekacauan.
Ketiga, nyaman dan memiliki konsep smart city
Keempat, tertib dan teratur, transportasi juga mendukung, pedestrian yang nyaman, serta mendukung pendidikan juga nyaman.
Sebagaimana diketahui, pemindahan Ibu Kota DKI Jakarta ke suatu tempat di luar Pulau Jawa bukanlah gagasan baru, bahkan Presiden Pertama RI Soekarno sebelumnya sudah mengantisipasi pemindahan ibu kota ke Kalimantan, namun rencana tersebut tidak berhasil dilaksanakan karena transportasi dan infrastruktur belum mendukung.
Selain itu, Presiden RI Pertama Soekarno ketika itu fokus pada penyiapan penyelenggaraan Asian Games di Jakarta sehingga ide tersebut terhenti. Kemudian pada 17 April 2017 muncul gagasan dari Presiden Joko Widodo yang memerintahkan Bappenas untuk melakukan studi awal tentang pemindahan ibu kota. []