THE ASIAN POST, JAKARTA ― Kementerian BUMN tetap berencana membentuk holding perbankan pada tahun ini, kendati terdapat sejumlah revisi atas kajian pembentukan holding perbankan. Pembentukan holding itu nantinya akan menggabungkan teknologi finansial (tekfin).
“Sudah kita revisi lagi tentang masukan-masukan dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan kita mau diskusi lagi dengan tim eselon I KSSK,” ujar Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo di Jakarta, Senin (22/4).
Gatot mengatakan, revisi holding perbankan itu berupa masukan mengenai quick win, terkait dengan efisiensi.
Selain itu, ke depannya jika holding perbankan ini terbentuk, maka Kementerian BUMN akan melakukan remapping terhadap BUMN-BUMN mana yang optimal untuk menjadi anak atau cucu perusahaan holding..
“Nanti kalau misalnya holding (perbankan) jadi, maka (sistem) IT kita akan di-remapping lagi antara empat bank Himbara, dan termasuk BUMN-BUMN keuangan yang non-bank seperti Permodalan Nasional Madani, Pegadaian, Bahana dan PT Jalin Pembayaran Nusantara (ATM Link),” ujar Gatot, seperti dikutip dari Antara.
Selain itu, holding perbankan juga akan memasukkan PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) yang mengelola platform tekfin pembayaran LinkAja.
“Finarya juga nanti akan masuk (holding perbankan),” ujar Gatot.
Sebelumnya Menteri BUMN Rini Mariani Soemarno mengatakan, pihaknya segera akan merealisasikan holding empat perusahaan bank milik negara.
Selain bertujuan untuk memberikan pinjaman murah kepada masyarakat, holding perbankan ini dapat menghemat pengeluaran hingga Rp30 triliun untuk dana pembuatan ATM. []