Jakarta – PT Bank Pembangunan Daerah Bali (BPD Bali) menetapkan pertumbuhan kredit hingga 8% di tahun 2022. Pertumbuhan kredit hingga 8% ini pun sudah sesuai dengan proyeksi dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), ungkap Direktur Utama BPD Bali I Nyoman Sudharma.
“Rencana bisnis bank sesuai proyeksi Kadin, kredit tumbuh 8% untuk tahun depan. Walaupun kami saat ini kontraksi, tapi masih ada peluang. Fokus penyaluran kredit kami pun masih di sektor UMKM,” ucap I Nyoman, saat ditemui Asianpost, beberapa waktu lalu.
Dirinya pun mengungkapkan bahwa porsi penyaluran kredit untuk sektor UMKM sudah mencapai 44%. Porsi ini pun sudah memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang mengatur bahwa porsi penyaluran kredit untuk UMKM minimal 30% di tahun 2024.
“Kami sudah di 44%, dan tentunya ini adalah bagian dari upaya kami untuk mendukung pemerintah daerah dalam melaksanakan transformasi ekonomi menuju ekonomi Kerti Bali yang kemarin telah dilaunching oleh Presiden Jokowi, kini menjadi fokus utama kami,” terang pria yang masuk jajaran Top 100 CEO 2021 versi Infobank tersebut.
Di samping itu, ia juga mengungkapkan bahwa BPD Bali tidak henti-hentinya menggelontorkan dana untuk investasi teknologi digital demi mendukung pencapaian target bisnis ke depan. Ia membocorkan bahwa BPD Bali telah merencanakan untuk menginvestasikan dana sekitar Rp35 miliar di tahun 2022.
“Karena kami sebagai bank daerah kan harus memenuhi program percepatan digitalisasi daerah. Untuk tahun depan, semoga kami juga sudah bisa meluncurkan layanan uang elektronik atau Bali Pay, semoga segera disetujui oleh BI. Lalu, kami juga telah menjadi bagian dari working group QRIS Cross Border, yang mana kemarin kami telah berhasil meluncurkan layanan cross border dengan Bangkok Bank. Semoga ini terus diperluas baik bagi pasar Asean maupun Asia karena Bali adalah destinasi wisata yang membutuhkan transaksi layar sentuh ini, sehingga sejalan dengan program CHSE dari pemerintah,” jelasnya.