Jakarta— PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) akan menyasar pembiayaan hijau dengan menyiapkan skema kredit, termasuk untuk kredit pemilikan rumah (KPR) yang ramah lingkungan.
Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim menyebutkan, pembiayaan hijau yang disasar BCA dilakukan dari hulu ke hilir. Kata dia, penyaluran pembiayaan hijau tersebut tidak harus dari segmen korporasi seperti sektor energi atau industri kendaraan listrik, melainkan bisa di segmen konsumer.
“Misalnya KPR kita biayai, ini agar rumahnya memakai solar panel, sumber airnya juga dikelola dengan baik. Jadi, pelaku usaha dengan perbankan harusnya hand in hand,” katanya dalam acara Green Economic Forum 2023, Senin (22/5/2023).
Vera mengklaim, pembiayaan hijau memiliki potensi yang besar di Indonesia. Pada triwulan I/2023, BCA telah menyalurkan pembiayaan hijau hingga Rp76 triliun. Angka tersebut naik 4,9% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu, yakni Rp72 triliun.
Sementara di sektor sumber daya alam dan penggunaan lahan yang berkelanjutan, BCA telah mengucurkan kredit senilai Rp60,4 triliun, disusul transportasi berkelanjutan Rp7 triliun, dan energi terbarukan Rp2,9 triliun.
Adapun, khusus di segmen kendaraan listrik, BCA telah mengucurkan kredit Rp327 miliar di triwulan I/2023. Angka terserbu naik 19 kali lipat dibandingkan pembiayaan untuk kendaraan listrik pada triwulan I/2022 yang hanya senilai Rp17 miliar.
Potensi pembiayaan hijau semakin besar seiring dengan dorongan dari regulator. Bank Indonesia (BI) misalnya mengeluarkan kebijakan makroprudensial yang mendorong pembiayaan hijau. BI telah menyalurkan insentif bagi bank yang menyalurkan kredit ke 42 sektor prioritas termasuk sektor hijau.
Kemudian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mendorong pertumbuhan ekonomi hijau dengan memberikan sejumlah insentif dan aturan mengai keuangan derivatif dan bursa karbon sebagai perdagangan instrumen yang berkaitan dengan nilai ekonomi karbon. (*) RAL