Bakal Sengit! Cak Imin Diadang Gus Adung di Muktamar VI PKB

Nusa Dua— Muktamar VI Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk memilih Ketua Umum (Ketum) PKB Periode 2024 – 2029 diprediksi bakal panas.

etum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang akan mencalonkan lagi bakal diadang oleh Abdul Rochman (Gus Adang).

Aura panas di Muktamar PKB yang akan digelar di Westin Hotel, Nusa Dua, Bali, pada 24 – 25 Agustus 2024 itu sebetulnya sudah terasa jauh hari.

Hal ini dipicu oleh ketidakharmonisan hubungan antara PKB dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), organisasi massa Islam terbesar di Indonesia yang membidani lahirnya PKB.

Inilah yang membuat Muktamar VI PKB ini lebih panas dibanding muktamar-muktamar sebelumnya. Apalagi setelah munculnya nama Abdul Rochman, mantan Sekjen Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) yang akrab disapa Gus Adung.

Cak Imin layak waspada dengan kemunculan nama Gus Adung. Sebab, mantan Ketua Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Ciputat ini kabarnya sudah mendapat restu dan dukungan dari tokoh-tokoh NU dan ulama yang sudah jengah dengan kepemimpinan Cak Imin di PKB.

“Semua tahu kepemimpinan PKB saat ini kian memprihatinkan dan mendesak untuk ditata kembali.

Muktamar VI di Bali menjadi momentum tepat untuk mengembalikan PKB yang lebih bermarwah dan sejalan dengan garis perjuangan para kiai NU.

PKB tidak bisa dilepaskan dari kiai karena mereka sebenarnya yang mendirikan dan turut mengawal,” ujar Gus Adung kepada wartawan, Kamis (22/8).

Santri kelahiran Jombang, Jawa Timur, ini mengungkapkan, selain dari para kiai, dukungan untuk memimpin PKB ke depan juga telah diperoleh dari sejumlah cabang dan para mantan anggota Ansor yang berkiprah di PKB.

Dia optimistis, jumlah dukungan akan terus bertambah karena ada dorongan kuat dari akar rumput akan reformasi di tubuh PKB.

Menurut Adung, selama ini para kader banyak yang tidak berani bersuara karena gaya kepemimpinan di PKB yang jauh dari prinsip-prinsip demokrasi.

“PKB harus dikembalikan semangat seperti saat para kiai mendirikan 1998 lalu yakni sebagai partai yang terbuka, modern dan reformis. Jangan sekali-kali kita khianati dan melenceng dari jalur perjuangan tersebut. Tanpa itu, PKB hanya terlihat besar dari luar saja tapi hakikatnya rapuh dan menuju arah kemunduran,” tandas Gus Adung.

Gus Adung mengajak para pengurus dan kader PKB menjadikan Muktamar VI sebagai forum yang demokratis untuk mengevaluasi sekaligus mencari solusi guna membenahi partai ke depan. Untuk itu, menurut mantan Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) ini merumuskan ulang garis perjuangan PKB agar sesuai dengan prinsip dan idealisme saat didirikan adalah sebuah keniscayaan.

“Kita harus wujudkan PKB ini sebagai partai yang terbuka untuk siapa saja, tidak antikritik, tidak otoriter dan tidak dipimpin dengan cara-cara yang arogan, bahkan dengan nafsu kekuasaan yang tak terbatas,” tandas Gus Adung. (DW)

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.