Asian Post Dukung Pameran Lukisan Regardez-Ça!

Jakarta— Tujuh seniman rupa menyuguhkan sejumlah karya seni dalam sebuah pameran bertajuk “Regardez-Ça!”, yang berarti “Lihat Itu!” di Institut Francais d’Indonesia (IFI), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada 5-10 Oktober 2023.

Pameran seni rupa ini dibuka secara langsung oleh Chief Editor The Asian Post dan Deputy Chief Editor Infobank Media Group Karnoto Mohamad. Selain dikenal di industri media, Karnoto Mohamad merupakan seorang pencinta seni rupa yang aktif terjun di beberapa perhelatan seni.

Karnoto mengapresiasi karya-karya yang ditampilkan oleh masing-masing perupa. Menurutnya, lukisan yang dihasilkan di dalam ruangan IFI itu mengandung pesan yang dalam dan memiliki estetika yang kuat.

Ia berpendapat bahwa lukisan-lukisan ini bernilai ekonomi yang tinggi sehingga patut dijadikan pilihan investasi.

“Membeli lukisan itu sebenarnya investasi yang sangat bagus. Kalau sebuah rumah mau dijual, kemudian pembelinya menggunakan financing dari bank, kalau di rumah itu ada lukisannya, maka nilainya naik. Yang tadinya Rp500 juta begitu ada lukisan bisa naik. Jadi meningkatkan nilai sebuah aset. Karena demikian besar nilai ekonominya di sebuah lukisan, maka belilah lukisan karya 7 ronin yang ditampilkan,” jelas Karnoto.

Chief Editor The Asian Post Karnoto Mohamad saat meresmikan pameran lukisan Regardez-Ça!

Pameran dan pemilihan tema Regardez-Ça! ini diinisiasi oleh kurator senior Merwan Yusuf. Sederet nama perupa senior yang menghadirkan karya di acara ini yakni Irawan Karseno, Jerry Tung, Puguh Warudju, Santosa Prisade dan Sonny Eska. Sementara dua orang seniman yang lebih muda ialah Kembang Sepatu dan Tato Kastareja.

Mereka cukup lama berkecimpung di dunia seni rupa dan mulai memasuki klasifikasi senioritas dalam menggoreskan sejarah berkesenian di kota mukimnya, yaitu Jakarta dan sekitarnya. Tak hanya seniman, para pemerhati dan pencinta seni turut meramaikan gelaran seni ini.

“Karya-karya ini dihasilkan dari proses panjang dan dicarikan sebuah tema yaitu Regardez Ça. Maksudnya apa? Karya ini diharapkan dilihat tidak sambil lalu saja, karena di dalamnya ada pesan hasil dari ekspresi yang dirasakan dari pengalaman. Mereka ini bukan seniman kemarin sore, tapi dikenal di event-event pameran nasional dan internasional,” ujar Merwan, Kamis (10/5/2023).

Sementara, bagi Puguh, para perupa tersebut ibarat 7 ronin atau para pendekar samurai yang tak lagi memiliki tuan. Mereka berangkat dengan idealismenya masing-masing, yaitu hendak menguatkan aktualisasi makna dan nilai–nilai melalui kreasi simbol-simbol visual yang artistik serta menggugah gagasan eksistensial secara dimensional.

Menurutnya, kata “Lihat” memberikan kode akustik, yakni tentang cara kerja dari indera visual, di mana pada konteks seni visual, para perupa memanfaatkan instrumen sensor indera netrawinya (artistik visual).

“Kita mengajak melihat realita lebih dalam, lebih tajam, lebih subtil lewat simbol-simbol seni rupa. Lewat simbol-simbol ini, supaya meresap ke mental, perasaan, jiwa kita. Di situlah muncul suatu kesadaran subtil tentang realita yang kita lihat,” pungkasnya.

Selain memamerkan lukisan, acara ini menjadi ajang perjumpaan dan perguliran gagasan serta cita-cita tentang geliat perkembangan seni rupa, baik domestik maupun mondial. Acara tersebut terselenggara berkat dukungan Asian Post dan Institut Francais d’Indonesia (IFI).

Syarah Andriani, Kepala Cabang IFI mengungkapkan kebanggaannya dapat melihat karya dari 7 Ronin tersebut. Ia mengaku membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendalami makna dari goresan-goresan yang diciptakan para perupa.

“Saya sangat menikmati dan beruntung karena mendapatkan kesempatan melihat hasil karya yang sangat luar biasa dari para ronin ini. Idealisme yang sangat kuat dan terlihat di setiap karya,” terangnya.

Syarah mengatakan, sejak menjabat sebagai kepala di IFI, setidaknya 112 seniman sudah menggelar pameran di sana.

Ia meyakini hal tersebut semakin memperkuat kolaborasi antara Indonesia dan Perancis.

Tak ingin berhenti sampai di situ, Syarah menyatakan akan membawa profil dari para seniman Indonesia, khususnya 7 ronin ini ke hadapan konselor kerja sama kebudayaan Perancis.

“Dan dari 112 seniman ini saya tidak tahu yang mana nanti yang mendapatkan kesempatan terbang duluan ke Perancis. InsyaAllah mudah-mudahan saya berharap dalam kepemimpinan saya semua itu terjadi pada masanya. Pada para seniman Indonesia khususnya 7 jawara kita malam ini teruslah berkarya,” pungkasnya. (*) RAL

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.