Jakarta— Langkah tegas Tiongkok membuka kembali perekonomiannya telah menumbuhkan optimisme baru dalam pendapatan dan profitabilitas perusahaan.
Chief Investment Office DBS Group Hou Wey Fook mengatakan, setelah eksodus dana investasi dari portofolio investasi Tiongkok, investor diproyeksi akan mulai menambah kepemilikan di saham dan pasar modal. Hal tersebut akan memberikan imbal hasil menarik selama dua tahun ke depan.
“Kami menegaskan kembali pandangan overweight kami untuk Asia, tidak termasuk Jepang. Sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia dan mitra dagang utama bagi banyak negara, perubahan haluan Tiongkok akan secara signifikan mengurangi hambatan yang telah membayangi kawasan itu,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Asian Post, Rabu (17/5/2023).
DBS Group Research meyakini, triwulan kedua tahun ini merupakan momentum yang tepat bagi pemodal untuk menginvestasikan kelebihan dana tunai di perusahaan yang bermutu tinggi.
Perusahaan yang dimaksud ialah perusahaan yang mampu meningkatkan skala produksi sekaligus melakukan penghematan, serta waralaba merek kuat, yang membebankan kenaikan biaya produksi ke konsumen akhir mereka.
Di sisi pertumbuhan, ia merekomendasikan investor untuk mengikuti tren sekuler dan pembukaan Kembali, yaitu di sektor ekonomi digital, desain IC, e-commerce, merek konsumen, pariwisata, asuransi, dan perusahaan yang beraset tetap yang dikendalikan pemerintah.
Namun, untuk mencari peluang di sisi pendapatan, ia menyarankan investor untuk membenamkan modal pada perusahaan yang menunjukan kemampuan membagikan dividen terus menerus dengan imbal hasil menarik. Termasuk investasi real estate di Singapura (S-REITs). Kata dia, S-REITs menunjukkan stabilitas pendapatan dan rasio pembayaran, serta perusahaan keuangan berkemampuan besar di Tiongkok dan ASEAN. (*) RAL