Antrean Jazz Gunung Bromo Mengular, Milenial hingga Paruh Baya Siap Berjingkrak Bersama Vina Panduwinata dan Gigi

Probolinggo— Perhelatan Jazz Gunung Bromo 2024 memasuki hari kedua. Sejumlah pengunjung seolah tampak tak sabar menyaksikan pertunjukan yang akan dibuka pada sore ini, Sabtu (20/7/2024).

Alhasil, antrean pembelian tiket masuk mengular sejak dibuka pada siang hari. Bagaimana tidak, selain menghadirkan pemain jazz, penampilan akan dimeriahkan oleh Vina Panduwinata dan band Gigi.

Sebagian besar dari mereka membawa keluarga, teman, dan pasangan masing-masing.

Direktur Utama Jazz Gunung, Bagas Indyatmono mengatakan, mayoritas pengunjung Jazz Gunung atau 48% di antaranya berusia 30–50 tahun. Sedangkan sisanya ialah para Gen Z dan Gen Y.

“Itu [pengunjung] masuk milenial. Jadi mayoritas di situ dan sisanya ada di atas umur 50 dan usia 30 ke bawah. Penonton dan penyelenggaranya juga melewati proses regenerasi,” ujar Bagas.

Untuk menjawab penikmat musik lintas generasi ini, tim Jazz Gunung tak hanya menghadirkan para musisi legendaris. Namun juga memberi kesempatan pada musisi muda untuk tampil. Musisi jazz muda ini tampil dalam line up maupun Jazz Camp.

“Proses regenerasi itu berjalan tak hanya musisinya tapi penontonnya dan itu yang kami lakukan agar orang tahu jazz gunung. Hal-hal seperti itu kami lakukan dengan menggandeng musisi muda dulu. Ketika musisi muda tampil, yang muda pasti akan ikut datang untuk menonton,” kata Bagas dalam Press Conference di Hotel Jiwa Jawa, Bromo, Jumat (19/7/2024).

Tak lupa, untuk menemani kesejukan malam di lereng Bromo, Jazz Gunung menghadirkan puluhan UMKM lokal yang menjual ragam makanan/minuman, cemilan, hingga oleh-oleh khas Bromo.

Pengunjung sedang membeli makanan di stand UMKM

Jumlah UMKM yang dilibatkan dari tahun ke tahun pun semakin bertambah banyak. Kuliner yang tersedia dibanderol dengan harga terjangkau mulai dari Rp10.000–50.000, sehingga tidak membuat kantong ‘jebol’.

Melalui serangkaian acara ini, Jazz Gunung Bromo juga melibatkan UMKM batik khas Jawa Timur yang dipasarkan di area Hotel Jiwa Jawa. Para produsen batik ini menjual ragam pakaian jadi dan bahan kain. Harga yang dijual pun beragam, mulai dari Rp300.000–Rp3 jutaan, tergantung dari motif dan jenis pembuatan.

“Jadi kami tak sekadar menampilkan musik jazz, tapi ingin mengangkat nilai-nilai daerah, khas wisata, dan produk lokal. Sebagian besar dari panitia dan komunitas di sini pun 85% dari orang-orang Probolinggo,” kata Sigit Pramono, Founder Jazz Gunung.

Di hari kedua perhelatan Jazz Gunung Bromo akan tampil sejumlah band papan atas. Mereka ialah Kelapa Muda, Kartabaya, dan Vina Panduwinata & Fiery.

Sedangkan malam harinya festival Jazz Gunung Bromo akan diisi oleh Kuntari, Noe Clerc Trio, dan Gigi Jazz Project. (*) Ranu Arasyki Lubis

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.