Ajur! Eks Rektor UGM “Telanjangi” Jokowi: Nilai Jeblok, Skripsi Njiplak, Ijazah S-1 Tak Ada

Jakarta– Kontroversi ijazah mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) semakin menunjukkan titik terang setelah mantan rektor UGM, Profesor Sofian Effendi, buka-bukaan di kanal Youtube Refly Harun Official, Kamis (17/7).

Dalam sesi wawancara dengan Ahli Digital Forensik, Rismon Sianipar, di kanal tersebut, Sofian Effendi menyebut jika Jokowi tidak pernah lulus sarjana dari UGM karena nilainya tidak cukup.

Sofian mengaku mendapat berbagai informasi tentang masa kuliah Jokowi dari guru besar di Fakultas Kehutanan UGM.

“Pada tahun 1980 masuk, ada dua orang yang masih bersaudara yang masuk (Fakultas) Kehutanan. Itu satu Hari Mulyono kemudian Joko Widodo. Hari Mulyono ini orang yang aktivisme, dikenal di kalangan mahasiswa karena dia mendirikan Silvagama pendaki gunung dan segala macam. Dan juga secara akademik dia tampil, dia lulus tahun 1985,” tutur Sofian.

Tapi, lanjut Sofian, Jokowi ini menurut informasi dari para profesor dan mantan dekan juga, itu pada tahun 1980-an tidak lulus.

“Juga saya lihat di dalam transkrip nilai yang ditampilkan oleh (Polri), IPK-nya tidak sampai 2,” tambahnya.

Saat itu, kata Sofian, masih ada program sarjana muda dan sarjana. Tetapi Jokowi hanya sampai program sarjana muda atau bergelar B.Sc.

“Pada saat itu masih ada sarjana muda dan doktoral, jadi dia tidak lulus, tidak memenuhi syarat, di DO istilahnya, hanya boleh sampai sarjana muda, B.sc,” kata Sofian yang menjabat Rektor UGM tahun 2002-2007 ini.

Saat itu, kata Sofian, Prof Ahmad Sumitro yang sempat akan menguji namun tidak jadi, karena heran dengan Jokowi yang hanya memiliki gelar B.Sc tapi sudah mau mengajukan skripsi.

“Pada waktu itu tidak jadi, karena tidak ada pembimbing yang mau menilai orang yang tidak lulus. Jadi dia belum memenuhi persyaratan untuk mengajukan skripsi,” ujarnya.

Kata dia, mantan dosen pembimbing Jokowi, Kasmudjo, pernah menyebut memang dirinya pembimbing akademik. Namun bukan pembimbing skripsi sehingga dia tak pernah melihat skripsi dan kapan lulusnya Jokowi.

Menurutnya, ada hal yang tidak ingin diungkapkan oleh Kasmudjo, yakni skripsi Jokowi waktu itu ternyata adalah hasil mencontek pidato Prof. Sunardi.

“Prof Sunardi baru pulang dari Kanada. Dia membuat makalah mengenai ada hubungannya dengan pengembangan industri kayu dan itu yang dipakai,” beber Sofian.

“Dan itu tidak pernah lulus, tidak pernah diuji. Kosong. Itu saya tanya kepada petugasnya, kok ini kosong semuanya, ‘Ya, Pak, itu sebenarnya tidak diuji dan tidak ada peningkatan’, makanya tidak ada tanggal. Jadi kalau dia mengatakan ‘saya punya ijazah asli’ ya kalau B.Sc itu lah. Tapi kalau yang ijazah sarjana, enggak punya dia,” sambungnya.

Sofian juga menuturkan ijazah yang diumbar oleh Jokowi ke publik, diduga merupakan milik Hari Mulyono, yang merupakan suami pertama dari adik Jokowi yakni Idayati.

“Kabarnya dia pinjam ijazahnya Hari Mulyono itu. Hari Mulyono meninggal tahun 2018, dan itu dipinjamkan dari itu, maka dikasihlah suami, ketua MK itu Usman. Kemudian ijazah ini yang dipalsuin, dugaan saya, dibawa ke jalan Pramuka untuk diubah. Jadi itu kejahatan besar,” tutup Sofian. (DW)

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.