THE ASIAN POST, JAKARTA – Suku bunga yang lebih tinggi akan menjadi salah satu tantangan industri multifinance pada 2019.
Pasalnya, suku bunga akan mempengaruhi kemampuan konsumen atau nasabah membayar cicilan. Meski begitu, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance optimis bisnis tetap tumbuh.
“Tahun ini kami menargetkan pertumbuhan pembiayaan 5-10%. Challenge-nya adalah suku bunga lebih tinggi, itu mempengaruhi kemampuan konsumen dalam mencicil,” ujar Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli usai launching program Harinya Cicilan Lunas atau HARCILNAS, di Jakarta, Kamis (7/2).
Tahun ini, Adira Finance menargetkan pertumbuhan pembiayaan di kisaran 5-10% dibandingkan realisasi tahun 2018 yang sebesar Rp38,2 triliun.
Hadeli optimis target tersebut bisa tercapai karena bisnis pembiayaan akan tetap tumbuh seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Apalagi Adira Finance tidak menghadapi kendala dari sisi pendanaan untuk menggenjot kinerja pembiayaan.
“Dari sisi funding (pendanaan) juga kita tidak ada masalah. Orang melihat Adira Finance sebagai lembaga keuangan yang kuat. Akuisisi terhadap perusahaan induk juga akan membuat kita mendapat support yang lebih kuat. Harusnya dari sisi funding, kita punya funding rate-nya jadi lebih kompetitif,” tuturnya.
Sumber pendanaan Adira Finance berasal pinjaman sindikasi offshore (luar negeri), pinjaman dari bank lokal dan obligasi. Porsi terbesar berasal dari obligasi yang sekitar 50%.
Adapun jumlah nasabah aktif Adira Finance saat ini sekitar 3 juta. Jumlah itu ditargetkan meningkat 4-10% hingga akhir 2019 mendatang. Adira Finance mengklaim akan terus melakukan inovasi agar bisa menggaet lebih banyak konsumen. (Ari Astriawan)
Comments are closed.