Gokil! Gaya Coboy Menteri Purbaya Bikin DPR Jadi Seperti Ucapan Sahroni

Jakarta – Meski terkesan songong, gaya Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang ala-ala cowboy itu cukup ampuh menghadapi anggota Komisi XI DPR RI yang mencoba mem-pressure-nya.

Hal itu terlihat saat Menkeu baru pengganti Sri Mulyani Indrawati (SMI) itu Rapat Kerja (Raker) perdana dengan Komisi DPR yang membidangi keuangan tersebut, Rabu (10/9).

Awalnya, beberap anggota DPR mempertanyakan kebijakan pemerintah terkait moneter dan fiskal. Pertanyaan yang patut diduga untuk “mengukur” (water test) kapasitas Purbaya sebagai Menkeu.

Sebagai “pemain keuangan” kawakan, Purbaya tak jiper menghadapi pertanyaan menguji DPR itu. Sepertinya dia sadar betul jenis pertanyaan DPR tersebut.

Makanya, alih-alih menjawab, Purbaya justru balik bertanya ke DPR:

“Yang jadi pertanyaan saya, di sini Komisi XI rapatnya dengan Menteri Keuangan (Sri Mulyani) berapa ratus hari dalam setahun, kenapa tidak pernah mempertanyakan itu? Dan sekarang saya datang ke sini, tiba-tiba pertanyaan banyak sekali, yang seharusnya sudah putus pada waktu itu,” tegasnya.

Pertanyaan balik yang membuat DPR tak berkutik. Bahkan, jadi seperti “ucapan Sahroni” yang melegenda itu.

Merasa sudah di atas angin, Purbaya pun mulai melancarkan “serangan” berikutnya dengan mengatakan akan memperbaiki kebijakan-kebijakan yang salah itu–seperti yang ditanyakan DPR–dan akan menjadi prioritas kerjanya sebagai Menkeu baru.

“Jadi, ke depan, yang saya lakukan adalah memperbaiki itu (kesalahan fiskal dan moneter), sebelum mengubah yang lain. Struktural lain kita bisa ubah, tapi quick win-nya di situ. Saya akan balik kondisi yang memburuk karena langkah kita sendiri,” bebernya.

Salah satu cara yang akan dilakukan Purbaya adalah dengan percepatan belanja anggaran. Hal ini penting, karena kata dia, 90 persen perekonomian Indonesia didorong oleh permintaan domestik.

Purbaya mengaku paham dan tahu betul apa yang akan dia lakukan, karena mengelola perekonomian bukan barang baru baginya. Makanya, tak salah Presiden Prabowo Subianto menunjuknya sebagai Menkeu.

SETAN-SETAN KEBIJAKAN

Purbaya lantas kilas balik ke krisis ekonomi tahun 1998. Menurutnya, ketika tahun 1997 – 1998, negara yang mulai diserang adalah Thailand, Korea, dan lain-lain.

“Tapi, kenapa yang paling terpuruk kita? Saya pelajari betul apa yang terjadi waktu itu dan bagaimana mengatasi krisis kalau terjadi lagi,” tanyanya.

Hal itu terjadi, kata Purbaya, karena Indonesia melakukan kesalahan yang fatal, yakni kebijakan Bank Indonesia (BI) menaikkan bunga sampai 60 persen lebih untuk menjaga rupiah.

“Semua berpikir kita melakukan kebijakan uang ketat. Tapi kalau kita lihat di belakangnya, kita mencetak uang, tumbuhnya 100 persen. Jadi, kebijakannya kacau balau. Mau ketat atau longgar? Kalau kita melahirkan kebijakan kacau, yang keluar adalah setan-setan dari kebijakan itu,” tuturnya.

Kebijakan bunga tinggi kala itu, kata Purbaya, menghancurkan sektor riil. Sedangkan, kebijakan mencetak uang dalam jumlah banyak menyerang nilai tukar rupiah.

“Jadi, kita membiayai kehancuran ekonomi kita pada waktu itu, tanpa sadar. Bukan karena ekonom-ekonom waktu dulu bodoh atau bagaimana, tapi memang kita belum pernah mengalami keadaan seperti itu,” tutupnya. DW

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.