What? Ponakan Presiden Prabowo Subianto Mengundurkan Diri dari DPR
Jakarta – Anggota Fraksi Partai Gerindra yang juga keponakan Presiden Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati Djoiohadikusumo, menyatakan mengundurkan diri dari DPR RI.
Anak Hashim Djojohadikusumo itu menyatakan mundur setelah pernyataannya di sebuah podcast yang ditayangkan di YouTube sekitar enam bulan lalu viral karena dinilai merendahkan pelaku UMKM.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI tersebut mengumumkan pengunduran dirinya itu sekaligus memberikan klarifikasi melalui video yang ia unggah di akun Instagram resminya, Rabu (10/9).
“Dengan ini, saya menyatakan pengunduran diri saya sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra,” ujar Rahayu Saraswati.
“Saya berharap masih dapat diberikan kesempatan untuk menyelesaikan satu tugas terakhir, yaitu pembahasan dan pengesahan RUU Keparwisataan, produk legislasi kami di Komisi VII,” tutur Sara, sapaan akrab Rahayu Saraswati.
Sara mengaku bersalah dan meminta maaf karena kata-katanya dinilai telah menyakiti banyak pihak, walaupun ia berniat mendorong entrepreneurship, terutama di zaman transformasi digital yang bisa membuka peluang seluas-luasnya di dunia ekonomi kreatif.
“Saya paham bahwa kata-kata saya telah menyakiti banyak pihak, terutama yang saat ini masih berjuang untuk menghidupi keluarganya, bahkan untuk masih bisa bertahan hidup,” tuturnya.
“Kesalahan sepenuhnya ada di saya. Oleh sebab itu, melalui pesan ini, saya ucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas ucapan dan kesalahan saya,” ujarnya.
Dia mengaku tak bermaksud meremehkan, bahkan merendahkan bisnis yang dijalankan masyarakat, terutama anak-anak muda yang ingin berbisnis tetapi terhalang berbagai kendala.
“Podcast itu on the record di antara TV Indonesia dan berjudul Rahayu Saraswati kupas isu perempuan hingga kolaborasi ekonomi kreatif. Cukup panjang sebenarnya. Dua menit lebih dijadikan beberapa kalimat oleh pihak-pihak yang ingin menyulutkan api amarah masyarakat,” ungkapnya.
“Tidak ada maksud maupun tujuan saya sama sekali untuk meremehkan bahkan merendahkan upaya dan usaha yang dilakukan masyarakat,” jelasnya.
Sara mengaku pernah mendirikan perusahaan event organizer (EO), kemudian menjadi pengusaha dengan ratusan karyawan, dan kini menjadi advisor bagi berbagai startup yang sedang dirintis anak-anak muda Indonesia.
“Sehingga, saya paham betul bahwa memulai usaha tidaklah mudah. Namun, saya menyadari bahwa saya memiliki privilege yang sangat besar dan keluarga, termasuk suami yang mendukung saya berusaha,” tuturnya.
“Dengan sisa dana yang masih ada di rekening khusus untuk Dapil, saya akan terus memberikan bantuan alat kesehatan, pelatihan-pelatihan kewirausahaan, dan sebisanya mendukung pemberdayaan anak-anak muda di Dapil saya sampai dana tersebut habis,” tutupnya. DW