Friderica OJK: Banyak Wanita Terjerat Utang Karena Gaya Hidup Hedon!

Bandung— Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi mengimbau kaum perempuan untuk mengindari gaya hidup berlebihan.

Menurutnya, fenomena gaya hidup berlebihan dan hedonis yang diluar batas kemampuan telah banyak menjangkiti kaum perempuan dan generasi muda.

Fenomena ini dikenal dengan istilah fear of missing out atau yang istilah FOMO.

FOMO sendiri merupakan rasa takut ketinggalan atau tidak mengikuti sesuatu yang dianggap penting, seperti tren membeli ponsel baru, berlibur, dan candu beraktivitas sosial.

Perasaan ini membuat banyak masyarakat terjebak dalam lilitan utang.

“Zaman dulu belum ada yang namanya FOMO bagaimana takut ketinggalan. Ikut-ikutan beli sesuatu, liburan dan main-main, kalau nggak bisa dapat itu dia panas. Akhirnya banyak yang kena pinjol,” terang Friderica, dalam acara Peran Wanita Mandiri bagi Perekonomian Negeri, yang diselenggarakan Infobank Media Group bekerja sama dengan OJK di Gedung Balai Kota, Jumat (4/7).

Salah seorang peserta bernama Rika yang berasal dari Cileunyi, Jawa Barat mengaku pernah terlilit utang pinjol. Dirinya bahkan pernah mendapat teror saat telat membayar.

“Waktu telat bayar di wa terus sama DC [debt collector] dan diteror. Tapi memang belum pernah sampai didatangi ke rumah,” kata Rika.

Selain FOMO, Friderica yang akrab disapa Kiki ini juga mewanti-wanti kaum perempuan untuk memikirkan keuangan di masa depan.

Kiki menegaskan, sudah saatnya kaum wanita, terutama para istri untuk merancang keuangan jangka panjang untuk pendidikan anak-anaknya dan membangun usaha sedari dini.

Sebab, tidak sedikit dari kalangan wanita yang tidak memiliki kontrol atas apa-apa saja yang memang perlu diperhatikan dan diperjuangkan dalam keluarganya.

Perilaku ini dikenal dengan istilah YOLO atau you only ones. Mereka menikmati hidup dan berani mengambil keputusan tiba-tiba, karena berpikir hidup hanya terjadi sekali.

Demikian dengan rasa takut atau kekhawatiran terhadap penilaian atau opini orang lain atau dikenal dengan FOPO (Fear of Other People’s Opinions).

Perilaku FOPO cenderung sangat memperhatikan apa yang dipikirkan orang lain tentang dirinya.

Biasanya, di dalam lingkungan, mereka berusaha menyesuaikan diri untuk menghindari kritik atau tanggapan negatif.

“Karena ada FOMO, FOBO, YOLO menyebabkan penyakit masyarakat yang banyak menjadi korban itu adalah kelompok ibu-ibu. Mungkin karena ibu-ibu banyak kelompok arisan tergoda melihat temannya memakai hal yang baru. Akibatnya, belanjanya lebih dari pemasukan, padahal dapat dari pinjaman online”, terang Kiki. (*) Ranu Arasyki Lubis

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.