Wow! Madrasah Mulai Terapkan Kurikulum Cambridge, Ini Penjelasannya
Jakarta – Kini, mulai banyak Madrasah di Indonesia yang mengadopsi kurikulum internasional Cambridge, sebagaimana disampaikan Senior Country Manager Cambridge untuk Indonesia, Dianindah Apriyani.
Dian menyampaikan, telah ada sejumlah Madrasah Aliyah (MA) sampai Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang menjalin kerja sama untuk mengintegrasikan kurikulum tersebut, di antaranya Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Kota Batam, MAN 1 Pekanbaru, hingga MAN 4 Jakarta.
“Mereka tuh dari mulai MI, yakni Madrasah Ibtidaiyah atau selevel SD sampai dengan jenjang MA atau Madrasah Aliyah, baik yang swasta maupun yang negeri. Jadi, kebayang nih (banyaknya),” cetusnya saat ditemui dalam acara panel diskusi bertajuk “Learn How SIS and Cambridge Make International Education More Accessible and Affordable” di SIS South Jakarta, Senin, 8 September 2025.
Pihaknya juga telah berkolaborasi dengan Kementerian Agama untuk menerapkan lebih luas kurikulum internasional Cambridge di madrasah-madrasah seluruh Indonesia, yang disambut positif oleh Kementerian Agama.
Namun begitu, ia turut menyampaikan tantangan utama yang dialami madrasah-madrasah tersebut dalam menerapkan kurikulum internasional, yakni language barrier atau perbedaan bahasa pengantar.
“Saya juga kalau tiba-tiba suruh mengajar dalam bahasa Arab atau Mandarin, pasti akan kebingungan, meskipun sudah berkecimpung di dunia pendidikan lebih dari 25 tahun,” terangnya.
Tantangan kedua adalah soal belum familiarnya para guru dengan sistem pendidikan internasional. Ia menyampaikan, sistem pendidikan internasional tak hanya perihal switching bahasa dari Indonesia ke Inggris, tetapi juga bagaimana mereka bisa memaksimalkan potensi para siswa.
Di samping itu, saat disinggung mengenai kesenjangan (gap) kualitas pendidikan antar sekolah, ia menerangkan bahwa Cambridge memiliki pengalaman secara global maupun nasional Indonesia terkait hal tersebut.
Misalnya, ada sebuah sekolah di Aceh yang awalnya melakukan kegiatan belajar mengajar di kontainer atau peti kemas, dan sekarang telah memiliki layanan pendidikan untuk TK dan SD kelas 1 sampai kelas 2.
“Dan mereka mau pake Cambridge. Jadi, sebenarnya sangat mungkin sekali (diterapkan). Di Desa Sorowako, Sulsel juga ada lokasi sekolah yang bukan di kota. Nah, itu juga mereka menerapkan Cambridge Curriculum. Mereka mulai dengan penggunaan learning resources atau buku-bukunya,” papar Dian.
Ke depan, Cambridge Indonesia juga berupaya untuk berkolaborasi dengan pemerintah RI melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) untuk menjangkau Sekolah Garuda.
“Bahkan, ada sekolah yang jumlah siswanya itu di bawah 100, tapi bisa bekerjasama dengan Cambridge. Karena mereka memang ada komitmen yang tinggi dari yayasannya, dari manajemen sekolah, untuk memberikan pendidikan yang terbaik tentunya bagi para siswa,” pungkas Dian.
Membuka Pintu Global
Kurikulum Cambridge sendiri dikenal luas sebagai standar pendidikan global yang menekankan pemikiran kritis, kreativitas, serta kemampuan akademik berkelas dunia. Program yang ditawarkan mencakup jalur Checkpoint, IGCSE, hingga A-Level, yang diakui oleh universitas-universitas bergengsi di dalam maupun luar negeri.
Selain itu, pendekatan pembelajaran Cambridge menekankan pada eksplorasi dan pengembangan potensi siswa, bukan sekadar menerjemahkan materi dari bahasa lokal ke bahasa Inggris. Hal ini menuntut adaptasi yang cukup besar bagi para pendidik madrasah.
Dengan penerapan kurikulum Cambridge, madrasah di Indonesia berpeluang membuka jalan bagi siswanya menuju pendidikan tinggi bertaraf internasional. Lulusan madrasah yang menguasai kurikulum ini dapat melanjutkan studi ke universitas luar negeri dengan pengakuan internasional, tanpa kehilangan akar pendidikan Islam yang menjadi ciri khas madrasah. SW