Sabet Predikat “Sangat Bagus”, BSA Torehkan Pertumbuhan Laba Triple Digit di 2024!

PT BPR Syariah Almabrur Klaten (BSA) mendulang momentum emas pada 2024 dengan mencatatkan lonjakan kinerja signifikan di tengah ketatnya persaingan industri BPR di Indonesia.

Berada di antara tekanan pasar, BSA justru melesat, menyabet predikat “Sangat Bagus” dalam Rating Industri Syariah 2025 di kategori Bank Perekonomian Syariah yang dilakukan Infobank berdasarkan kinerja tahun 2024.

Pencapaian ini bukan sekadar angka, melainkan cerminan dari arah strategis yang penuh visi dan pelaksanaan yang konsisten. Direktur Utama BSA, M. Hanny Naufal, mengungkapkan bahwa keberhasilan tersebut lahir dari proses panjang yang berakar pada komitmen terhadap visi dan misi yang tidak hanya dirancang secara jelas dan terukur, tetapi juga dieksekusi secara menyeluruh di setiap lini perusahaan.

Proses internal yang terus diperbaiki, kualitas layanan yang diperkuat, serta sinergi antarfungsi menjadi motor penggerak pencapaian ini. Dalam menjaga keberlangsungan bisnis, peran kepatuhan dan manajemen risiko sebagai garda kedua, serta audit internal sebagai pengawasan terakhir, terus diperkuat.

“Semua langkah strategis ini mendapat dukungan penuh dari pemegang saham yang memiliki pandangan jangka panjang terhadap pertumbuhan BSA,” ujarnya kepada Infobank pada 25 Agustus 2025.

Dalam satu tahun terakhir, performa keuangan BSA melonjak signifikan. Laba bersih tumbuh drastic sebesar 124,10% (yoy), menembus angka Rp7,53 miliar, jauh melampaui posisi tahun sebelumnya yang berada di Rp3,36 miliar.

Lonjakan ini tidak datang secara kebetulan. Strategi agresif dalam penyaluran pembiayaan, optimalisasi pemanfaatan idle cash melalui penempatan antarbank, serta efisiensi dalam pengendalian biaya menjadi
kombinasi kunci yang mendorong kinerja.

“Pendapatan margin dan bagi hasil dari penyaluran pembiayaan mendominasi struktur pendapatan BSA. Pendapatan antar bank menjadi terbesar kedua, kemudian Fee base income yang didalamnya terdapat jasa layanan, pendapatan rahn dan administrasi pembiayaan,” ujarnya.

Penyaluran pembiayaan BSA naik tajam 39,06% menjadi Rp155,89 miliar pada 2024 dari tahun sebelumnya dengan pencapaian target sebesar 131,18%. Hingga pertengahan 2025, penyaluran pembiayaan terus berlanjut dengan kenaikan 19,68% secara tahunan mencapai Rp53,28 miliar.

Secara portfolio, pembiayaan didominasi segmen modal kerja sebesar 57%, sisanya 25% untuk konsumsi dan 18% untuk kegiatan investasi. Bank juga memberikan pembiayaan Qardh kepada masyarakat yang masuk dalam 8 asnaf (non-bankable) dengan harapan mereka dapat naik kelas menjadi nasabah yang layak secara finansial.

“Kami tetap konsisten dalam pengembangan sektor UMKM dengan menjaga portfolio, pengembangan produk, kemudahan akses layanan nasabah UMKM. Hal ini sekaligus untuk menjawab tantangan bahwa bank syariah tidak hanya membiayai nasabah yang berbasis jual beli saja namun juga aktif menyalurkan pembiayaan dalam bentuk syirkah,” jelasnya.

Pendekatan ini sejalan dengan misi sosial BSA sekaligus membangun portofolio yang berdaya tahan tinggi. Seiring pertumbuhan yang cepat, pengelolaan risiko tetap menjadi prioritas utama. Rasio Non-Performing Financing (NPF) tetap terkendali di angka sehat 2,31%, menunjukkan efektivitas pengawasan dan pendekatan mitigasi risiko yang disiplin.

Bank melakukan evaluasi risiko secara berkala dan pengawasan ketat atas portofolio pembiayaan. Sistem tiga pilar diterapkan secara tegas, memisahkan fungsi bisnis, manajemen risiko, dan operasional demi menjaga kehati-hatian dan efektivitas pengambilan keputusan.

“BSA tetap fokus dan melakukan pengawalan dengan ketat dalam setiap langkah penyelesaian pembiayaan bermasalah, baik melalui litigasi maupun non-litigasi,” ucapnya.

Selain penyaluran pembiayaan, BSA juga mencatatkan kinerja gemilang dalam penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Pada 2024, DPK mencapai Rp221,62 miliar, dengan komposisi 36,1% tabungan dan 63,9% deposito.

Terjadi peningkatan signifikan dalam jumlah nasabah dan pembukaan rekening baru yang kokoh, menunjukkan kepercayaan masyarakat yang semakin tinggi terhadap layanan dan reputasi BSA. Pertumbuhan dana dan pembiayaan turut mendorong peningkatan aset perusahaan. Hingga akhir 2024, total aset BSA menyentuh angka Rp260,83 miliar (audited), naik 13,84% dibandingkan tahun sebelumnya dan berhasil menembus 127,47% dari target yang ditetapkan.

“Demikian dengan 2025, strategi pertumbuhan akan difokuskan pada peningkatan dana murah, terutama dari tabungan sebagai sumber dana berbiaya rendah (Low Cost of Fund),” kata Naufal.

Jaga Keberlanjutan Bisnis

Meski berada dalam bayang-bayang pelemahan ekonomi nasional, Naufal tetap optimistis akan daya tahan Bank BSA dan industri BPRS mengingat ceruk pasar keuangan syariah yang masih begitu besar.

Apalagi, ekosistem halal terus menunjukkan perkembangan positif, mulai dari kuliner, busana, pendidikan, hingga layanan kesehatan yang menjadi ruang gerak baru yang penuh peluang.

“Tak hanya itu, dukungan kebijakan dari regulator terhadap roadmap pengembangan perbankan syariah kian memperkokoh fondasi pertumbuhan jangka panjang,” tuturnya.

Direktur Utama BSA, M. Hanny Naufal. (Foto: BSA)

Menatap tahun berjalan, Naufal menegaskan bahwa fokus perusahaan tidak hanya sekadar ekspansi, tetapi juga pada keberlanjutan.

Maka dari itu, lanjut Naufal, BSA akan mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga, terutama tabungan sebagai sumber Low Cost of Fund (LCF) sekaligus melakukan monitoring ALMA, agar setiap aset produktif tetap menghasilkan return dengan tetap memperhatikan 2P (Prudent and Profit).

“Yang terpenting juga, kami disiplin dalam melakukan kontrol atas biaya operasional dengan tetap memperhatikan tujuan yang dicapai, hal ini dibuktikan BSA mampu menjaga nilai BOPO sebesar 69,13%,” bebernya.

Tak luput dari perhatian, penguatan kualitas SDM menjadi salah satu pilar Utama BSA dengan pengembangan talenta yang mampu bersaing dalam lanskap industry yang cepat berubah.

Nilai-nilai inti perusahaan yang terangkum dalam akronim “IKHLAS” terus ditekankan kepada karyawan sebagai penggerak budaya kerja dan pencapaian kinerja.

Lalu, fungsi kepatuhan, manajemen risiko, dan audit internal diposisikan sebagai pilar penyangga pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan.

“Kami juga akan bersinergi dengan amal usaha Yayasan Jamaah Haji Klaten selaku pemegang saham pengendali,” sambungnya.

Perlu diketahui, penghargaan “Sangat Bagus” yang diterima BSA dalam Rating Industri Syariah 2025 dari Infobank pada tahun ini bukanlah kali pertama.

Sebelumnya, BSA juga secara berturut-turut memenangkan puluhan penghargaan, di antaranya Infobank – Excellent For Financial Performance Award 2021, Infobank Excellent Financial Performance Islamic Rural Bank Award 2022, Info Ekonomi Top Corporate Finance Award 2022. Lalu,

Inspiring Professional & Leadership Award 2023, Infobank Excellent Financial Performance Award 2023, Infobank-The Best Bank Perekonomian Rakyat Syariah 2024, dan sejumlah penghargaan lainnya. (*) Ranu Arasyki Lubis

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.