RIP! Paus Pecinta Kaum Papa Itu Telah Berangkat ke Surga

Jakarta— Umat Katolik dunia berduka. Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik se-dunia, meninggal dunia pada Senin (21/4), pukul 07.35 waktu Roma.

Kabar meninggalnya Paus Fransiskus diumumkan oleh Kardinal Kevin Farrell, dari Casa Santa Marta.

“Saudara-saudari terkasih, dengan duka-cita yang mendalam, saya mengumumkan wafatnya Bapa Suci Fransiskus. Pada pukul 07.35 pagi ini,” ujarnya.

Menurut Kardinal Kevin Farrell, seluruh hidup Paus dibaktikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya.

“Dia mengajarkan kita untuk menghayati nilai-nilai Injil dengan kesetiaan, keberanian, dan kasih universal, khususnya demi mereka yang paling miskin dan paling terpinggirkan,” lanjutnya.

Sebelum meninggal, Paus Fransiskus sempat dirawat di Rumah Sakit Poliklinik Agostino Gemelli pada Jumat, 14 Februari 2025.

Dia menderita bronkitis, sakit yang dideritanya sejak kecil.Setelah 38 hari dirawat di rumah sakit, pada Selasa (18/4), Paus kembali ke kediamannya di Vatikan di Casa Santa Marta.

Namun, selang sepekan kemudian dia dipanggil-Nya.Paus Fransiskus menderita sakit pernapasan sejak kecil.

Pada usia 20-an, pria asal Argentina bernama asli Jorge Mario Bergoglio menjalani operasi untuk mengangkat sebagian paru-parunya yang terkena infeksi saluran pernapasan parah.

Seiring bertambahnya usia, Paus Fransiskus sering menderita penyakit pernapasan.

Dia pernah membatalkan rencana kunjungan ke Uni Emirat Arab pada November 2023 karena influenza dan radang paru-paru.

Dekat Kaum Papa

Jorge Mario Bergoglio–nama lahir Paus Fransiskus–terpilih sebagai Paus pada 13 Maret 2013.

Pemilihan tersebut mengejutkan banyak pengamat Gereja. Sebab, dia Paus pertama yang berasal dari Amerika Latin.

Dia dikenal karena kepeduliannya terhadap orang miskin, dan sikap kesederhanaannya.

Sebagai bentuk sikap sederhananya, dia tidak pernah tinggal di apartemen kepausan yang penuh hiasan di Istana Apostolik yang digunakan oleh para pendahulunya.

“Saya lebih suka tinggal di lingkungan masyarakat demi ‘kesehatan psikologis’ saya,” ujarnya, terkait sikapnya itu.

Sikapnya itu bukannya tanpa kritik. Kaum konservatif menuduhnya membuang tradisi gereja.

Namun, dia terus mempromosikan dialog antaragama dan perdamaian, tanpa lelah.

Paus yang begitu berpihak pada mereka yang terpinggirkan, para migran dan kaum miskin, di berbagai belahan dunia, kini telah berada di surga. (DW)

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.