Koperasi Desa Merah Putih Serap 964 Ribu Tenaga Kerja, Mesin Baru Pertumbuhan Ekonomi
Jakarta– Pemerintah terus memperkuat peran koperasi sebagai pilar utama perekonomian nasional dengan mendorong terbentuknya Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP) sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN).
Staf Ahli Bidang Kebijakan Publik Kementerian Koperasi (Kemenkop) Koko Haryono, menyatakan, program KDKMP berperan strategis dalam mempercepat hilirisasi produk desa.
KDKMP kini menjadi pusat agregasi yang memperpendek rantai distribusi dan meningkatkan nilai tambah produk lokal. Seperti hasil pertanian, perikanan, serta produk UMKM.
“KDKMP bahkan telah menyalurkan barang subsidi secara tepat sasaran dengan harga terjangkau melalui gerai sembako, apotek, klinik desa, cold storage, dan layanan logistic,” katanya, dalam acara Infobank, “Indonesia Economic Summit 2025: Sinergi Perbankan, BUMN dan Swasta untuk Mendukung Asta Cita Koperasi Desa Merah Putih”, di Shangri-La Hotel Jakarta, Kamis, (2/10/2025).
Menurut hitung-hitungan Kemenkop, setiap koperasi desa mampu menyerap antara 10 hingga 20 tenaga kerja, menjadikannya mesin pencipta lapangan kerja yang signifikan di tingkat nasional.
“Jika ribuan koperasi desa berjalan optimal, maka dampaknya terhadap penyerapan tenaga kerja akan sangat besar, sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi nasional dari akar rumput,” jelas Koko.
Hingga kini, tercatat sudah terbentuk 81.778 koperasi desa berbadan hukum dengan total anggota mencapai 964.693 orang. Koperasi-koperasi ini tidak hanya berfungsi sebagai lembaga ekonomi, namun juga pusat pelayanan publik dan distribusi kebutuhan pokok.
Kolaborasi Lintas Sektor
Pemerintah mendorong sinergi dengan perbankan, BUMN, dan swasta untuk menyediakan pembiayaan, akses pasar, teknologi, dan distribusi yang efisien.
Menurut Koko, peran BUMN sangat penting. Tidak hanya dalam menyalurkan barang subsidi, tapi juga sebagai mitra penyalur produk mereka melalui jaringan koperasi desa.
“Melalui kolaborasi yang solid, kita ingin membuktikan bahwa desa bukan sekadar objek pembangunan, tetapi subjek pertumbuhan ekonomi yang tangguh dan berdaya saing,” terangnya.
Hingga saat ini, dari 11.428 KMP yang ada, telah berdiri 17.040 gerai, dengan 15.194 gerai aktif yang setiap hari melayani kebutuhan warga di berbagai pelosok desa.
Ia menegaskan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada sinergi semua pihak. Dengan arah pasar yang lebih pasti dan dukungan menyeluruh, KMP diyakini akan menjadi kekuatan ekonomi baru dari desa untuk Indonesia. (*) Ranu Arasyki Lubis