Biadab! Serang Rumah Sakit, Tentara Israel Bunuh 5 Jurnalis dan 15 Petugas Medis
Jakarta— Israel dan PM Benjamin Netanyahu benar-benar biadab: mereka melakukan serangan militer ke rumah sakit dan menewaskan 5 jurnalis dan 15 tenaga medis.
Rumah sakit yang menjadi target serangan pada Senin (25/8) adalah Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Jalur Gaza Selatan.
Pejabat kesehatan Palestina mengungkapkan, salah satu jurnalis yang tewas dalam serangan tersebut adalah Hussam al-Masri, juru kamera Reuters.
Hussam al-Masri tewas saat sedang siaran langsung dari lantai atas Rumah Sakit Nasser. Jadi, militer Israel benar-benar menyerang rumah sakit.
Pasukan militer Israel (IDF) melakukan serangan dua kali, dan di serangan kedua itulah yang menewaskan jurnalis dan petugas medis yang berusaha menolong korban.
Selain Hussam al-Masri, jurnalis lain yang juga tewas dalam serangan tersebut adalah Mariam Abu Dagga (Associated Press), Mohammed Salama (Al Jazeera), Moaz Abu Taha (jurnalis lepas), dan Ahmed Abu Aziz. Satu orang fotografer Reuters, Hatem Khaled, dilaporkan luka-luka.
Netanyahu Ngeles
Yang menjengkelkan, PM Israel Benjamin Netanyahu mencoba ngeles jika serangan tersebut sebagai serangan yang tak disengaja.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut insiden itu sebagai “kecelakaan tragis”, bukan kesengajaan.
“Israel menghargai kerja keras para jurnalis dan tenaga medis. Perang kami adalah melawan Hamas, bukan terhadap wartawan,” elaknya dalam pernyataan resmi pemerintah Israel.
Militer Israel sendiri mengakui menyerang area rumah sakit Nasser. Juru bicara IDF, Brigjen Effie Defrin, mengatakan, pihaknya akan melakukan penyelidikan.”Kami akan menyajikan temuan setransparan mungkin.
Melaporkan dari zona perang memang membawa risiko besar, terlebih ketika Hamas bersembunyi di balik penduduk sipil,” ujarnya.
Donald Trump Sok Peduli
Presiden AS Donald Trump mengaku tidak senang dengan serangan Israel yang menewaskan 20 orang itu. “Saya tidak ingin melihatnya.
Pada saat yang sama, kita harus mengakhiri mimpi buruk ini,” ujar Trump di Gedung Putih, Senin (25/8).
Usai kejadian ini, Palestina mendesak Dewan Keamanan PBB memberikan perlindungan nyata terhadap jurnalis.
Sindikat Jurnalis Palestina menyebut serangan itu sebagai “perang terbuka terhadap kebebasan media”.
Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) mencatat, sedikitnya 197 pekerja media tewas sejak perang pecah pada 7 Oktober 2023. (DW)