Jakarta— Roda bisnis perusahaan pembiayaan (multifinance) berputar kencang meski belum memasuki paruh kedua tahun ini.
Berdasarkan laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), industri multifinance berhasil memacu ‘pedal gasnya’ sehingga mampu mencetak laba bersih (setelah pajak) sebesar Rp8,55 triliun di akhir Mei 2023.
Perolehan itu naik 21,42% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, yakni Rp7,04 triliun.
OJK mencatat, kenaikan laba di industri multifinance berasal dari total pendapatan mencapai Rp48,56 triliun per Mei 2023. Laba ini merangkak 17,38% yoy dibandingkan periode yang sama mencapai Rp41,37 triliun.
Naiknya perolehan pendapatan sebesar Rp48,56 triliun itu sebagian besar disumbang oleh kenaikan pendapatan operasional yang mayoritas mengalami pertumbuhan sebesar 17,60% yoy atau menjadi Rp47,94 triliun dari yang sebelumnya sebesar Rp40,77 triliun.
Jika dirinci, pada Mei 2033 pertumbuhan tertinggi ada di segmen pembiayaan modal kerja, di mana melesat 57,24% yoy atau menjadi Rp3,63 triliun dari yang sebelumnya Rp2,3 triliun.
Segmen pembiayaan investasi tumbuh 13,08% yoy atau menjadi Rp9,98 triliun dari dibanding capaian sebelumnya Rp8,83 triliun.
Selanjutnya, segmen pembiayaan multiguna ikut terkerek 9,49% yoy menjadi Rp22,82 triliun dari yang sebelumnya Rp20,84 triliun.
Kenaikan juga terjadi di segmen pembiayaan syariah sebesar 33,43% yoy menjadi Rp2,36 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,77 triliun.
Meroketnya pendapatan industri ini berjalan serempak dengan kenaikan aset. Tercatat, per Mei 2023, aset industri multitinance naik 15,83% yoy menjadi Rp514,69 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp444,35 triliun.
Di periode yang sama, ekuitas industri multifinance yang berjumlah 152 perusahaan sudah mencapai Rp150,59 triliun dengan liabilitas yang ditanggung sebesar Rp364,1 triliun.
Adapun, jika berbicara di segi total beban yang ditanggung, industri ini mengalami peningkatan beban sebesar 16,64% yoy atau naik menjadi Rp37,85 triliun yoy dari periode yang sama tahun lalu Rp32,45 triliun.
Demikian dengan beban operasional industri multifinance yang naik 17,2% yoy atau menjadi Rp37,58 triliun, di mana sebelumnya hanya Rp32,06 triliun. (*) RAL