Jakarta— Digitalisasi akan menjadi tulang punggung, penyangga serta akselerator pertumbuhan ekonomi nasional di masa mendatang.
Oleh sebab itu, sebagai salah satu negara yang memiliki pasar terbesar di dunia, Indonesia harus bergerak cepat dalam mengadopsi dan berinovasi untuk membangun ekonomi digital di segala sektor, baik itu perdagangan, UMKM, jasa keuangan, pariwisata, dan sebagainya.
PT Mitra Kasih Perkasa (MKP) selaku perusahaan teknologi berupaya membangun ‘jembatan digital’ dengan mengenalkan sistem pembayaran non tunai dan pembelian tiket elektronik (e-ticketing). Hingga tahun 2023 ini, MKP telah menaungi lebih dari 200 ticketing points dengan total traffic transactions lebih dari 60 juta, dan total processing value mencapai Rp2 triliun.
MKP berfokus pada tiga Strategic Business Unit yaitu MKP E-Ticketing, MKP Mobile, dan APPS2Pay, dalam 4 (empat) segmen Produk 4P yaitu Pariwisata, Parkir, Pasar, dan Public Services.
Co-CEO dan Co-Founder MKP, Irawan Wu menekankan dalam merangsang kesadaran masyarakat akan esensi PAD, MKP berkomitmen untuk menjalin kolaborasi efektif bersama Bank Pemerintah Daerah di Indonesia.
“Langkah strategis kami sebagai the most reliable traffic intelligence company diwujudkan dengan sinergi inovasi perusahaan dengan visi jajaran mitra Perbankan MKP. Bersama BPD Maluku Malut, MKP siap mendukung implementasi retribusi digital pada lebih dari ribuan merchant dan pengelolaan retribusi lebih dari Rp 9 Milyar,” ungkapnya.
“Kami juga memperkuat pondasi kerja sama dengan BPD Maluku Malut dengan produk inovatif kami yaitu MKP Integrated Tax Intelligence yang disebut Mint, “ tambahnya. Berbeda dengan Tapping system yang memiliki monitoring tools terbatas, produk Mint dari MKP Mobile merupakan solusi Point of Sales (POS) yang dilengkapi dengan akseptansi pembayaran non-tunai dan printer dalam satu alat.
Mint dilengkapi juga dengan fitur pembayaran tagihan dan pajak daerah serta pembelian produk digital dan fitur mini atm (cek saldo dan tarik tunai) yang dapat menambah pendapatan para merchant yang menggunakannya. Mint menyediakan juga data analitik dan monitoring tools untuk self-assessment.
“Dengan produk Mint, Bank Daerah akan memperoleh nasabah baru, business merchant (funding) dan penyaluran pinjaman usaha (lending) tanpa perlu membuka kantor cabang untuk memberikan pelayanan perbankan kepada seluruh masyarakat,” tegasnya.
Setelah dipercaya menjalankan project digitalisasi e-ticketing pada ratusan ticketing points, MKP kembali ditunjuk oleh PT Bank Maluku dan Maluku Utara (Bank Maluku Malut) untuk menerapkan e-retribusi di kawasan objek wisata sekaligus e-retribusi pasar. Sebagai pilot project, implementasi traffic intelligence system dilakukan pada Pasar Baru yang akan diresmikan pada bulan Agustus 2023.
Direktur Umum Bank Maluku Malut Pierre Edwin Mahulete meyakini percepatan pembayaran dan retribusi e-ticketing pada objek wisata yang ada di Maluku Malut ini akan menjawab persoalan yang kerap dikeluhkan masyarakat maupun OPD pengelola.
Digitalisasiretribusi Pariwisata tersebut terhubung dengan Sistem Elektronifikasi Bina Pelaporan Retribusi (Kabaresi).
Jadi, nantinya masyarakat tidak lagi direpotkan untuk membayar tiket secara manual karena retribusi sudah bisa menggunakan seluruh jenis instrumen pembayaran, yakni QRIS, e-wallet, seluruh jenis kartu ATM/debit bank yang ada di Indonesia, serta uang elektronik.
“Ini menjadi terobosan untuk mendukung integrasi keuangan digital di Pemerintah Daerah Provinsi Maluku yang diharapkan akan berkontribusi pada optimalisasi penerimaan daerah dan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan keuangan inklusif, kesehatan fiskal, dan efisiensi ekonomi,” ujar Pierre di acara Launching Retribusi Objek Wisata Maluku Malut, baru-baru ini.
Menurutnya, kolaborasi bersama MKP dalam mewujudkan e-ticketing merupakan pintu untuk mengawali pola-pola kerja yang sistematis dalam melakukan pengelolaan potensi-potensi yang ada di dalamnya salah satunya penerapan smart government dan cashless society.
Sementara Jhon Khurnala Corporate Secretary BPD Maluku Malut menegaskan bahwa MKP menyediakan traffic intelligence system untuk mendukung data pengumpulan PAD secara objektif dan transparan.
Hal ini merupakan komitmen BPD Maluku Malut dalam mengoptimalkan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Kita harus adaptif terhadap perkembangan teknologi yang terus berevolusi. Dengan menggunakan sistem traffic intelligence, akan membantu kami dalam pengambilan keputusan hingga pembuatan kebijakan berdasarkan data yang akurat,” ungkap Jhon Khurnala.
Selain objek wisata, Jhon menjelaskan bahwa masih banyak sektor yang berpeluang besar untuk meningkatkan PAD. Misalnya, di area pasar dan parkir yang setiap harinya dimasuki ratusan ribu traffic. BPD Maluku Malut juga akan memfasilitasi seragam petugas parkir yang merupakan koordinasi dengan Dinas Perhubungan dan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda).
“Traffic Intelligence system dari MKP menjawab kebutuhan BPD Maluku Malut untuk melakukan pendataan, pelaporan, hingga rekonsiliasi dana dan data selaras dengan program transformasi BPD,” jelasnya. (*) RAL