Bali Small is Beautiful, Tujuan Wisata Favorit Dunia

Taksu Bali small is beautiful

Bali menjadi Small Is Beautiful sudah terbukti karena Bali merupakan pulau yang kecil bagaikan zamrud khatulistiwa tidak saja karena alamnya yang indah konten adat istiadatnya kegiatan seni budayanya yang beraneka ragam tersikretisme dengan agama Hindu melahirkan Budaya Hindu Bali.

Bertambah semakin  kuat taksunya dengan adanya visi Gubernur Bali Dr. Wayan Koster Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Bali Small Is Beautiful akan semakin mengandung semangat jengah yang kuat terjaga dan terapresiasi daya, kekuatan, atau charisma dan magis yang disebut taksu.

Dengan adanya visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang mengandung makna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk mewujudkan kehidupan krama Bali yang sejahtera bahagia sekala niskala.

Menuju kehidupan krama dan Gumi Bali sesuai dengan prinsip Trisakti Bung Karno yakni berdaulat  secara politik, berdikari secara eko nomi, dan berkeperibadian dalam Kebudayaan. Merupakan faktor penentu dalam suatu keberhasilan dalam upaya mencapai tujuan yang diinginkan sesuai dengan visi misi yang ditetapkan.

Dalam Tantra yana taksu disepadankan maknanya dengan sakti merupakan energi yang merupakan simbul kekuatan.

Menurut tatwa  sakti itu merupakan prana. Jadi taksu menjadi spirit yang mempunyai kekuatan secara spiritual dan membuat orang yang melakukannya menjadi lebih seken (serius focus), sajan ( dilakukan dengan sebenarnya)  santep atau nyantep (yakin dan percaya) bisa (mempunyai kemampuan) nawang (tahu dan menguasai) dan dadi ( dapat dilakukan/professional).

Merupakan pegangan sebagai konsep hidup yang dipegang oleh masyarakat Hindu Bali dari dahulu kala sampai sekarang ini dengan Budaya Hindu Balinya yang diwarisi secara turun temurun dan bernafaskan ajaran agama Hindu.

Jadi taksu inilah yang diyakini memberikan nilai, kekuatan, dan spirit dalam setiap aktivitas social dan religious dalam kehidupan masyarakat Hindu Bali dalam penguatan prinsip profesionalisme.

Kemudian perlu adanya auto kritik agar selalu mawas diri menjaga dan mengapresiasi keberadaan taksu Bali Small Is Beautiful. Dengan pertanyaan apakah Bali Small Is Beautiful masih memiliki taksu.

Maknanya jangan sampai tata titi leluhur terabaikan tidak dipatuhi, tidak dijalankan sebagai pedoman hidup yang adi luhung sebagai kearifan lokal genius.

Jangan sampai terjadi pergeseran nilai, norma, etika dan moral. Dengan adanya aliran aliran baru masuk keranah yang hendak merubah Budaya Hindu Bali yang sudah mapan dan terkenal sampai ke seantero jagad raya tetap terjaga dan terapresiasi.

Dengan sigap dan cekatan Gubernur Bali Dr. Wayan Koster membentenginya dengan landasan hokum berupa Pergub. Jangan pula krama Bali sampai melihat rumput tetangga lebih hijau padahal rumput yang kita miliki jauh lebih hijau.

Namun jangan lari kebirit birit  meninggalkan kucing ternyata yang dijumpainya harimau. Lagi pula yang kita miliki merupakan warisan para leluhur yang harus dirawat dengan baik yang sudah barang tentu akan  sangat mensejahterakan dan membahagiakan secara sekala niskala.

Apalagi dunia  telah mengakui nya  dengan banyaknya wisatawan yang datang ke Bali bahkan ada yang ingin mati di Bali dengan upakara ngaben.

Juga para wisatawan yang datang ke Bali tidak semata mata tertarik dengan keindahan alamnya namun sangat tertarik juga dengan Budaya Hindu Bali yang unik nan indah yang dibalut semangat dan jiwa seni yang tinggi dan menganggumkan.

Pengaruh kehidupan  dizaman gemerlapnya pariwisata dengan gemerincingnya dolar dan kehidupan pada era nano-nano, asam manis ini, sering mengaburkan nilai nilai masa silam warisan leluhur dan tidak jarang menggoyahkan sendi sendi kehidup an asli di tanah Bali ini.

Jangan sampai terjadi dan harus dicegah dengan mempelajari dan memahami serta merawatnya dengan baik.

Delapan dimensi taksu  (asta dala) dan kajian estimologi nya dala (1) agen yang diberkati taksu pasti terkait pada  orang/agen/actor suci yang biasanya tekun dan berdedikasi penuh untuk mencapai keahlian/profesi/menyebarkan kasidian tertentu dibidang apa saja yang menjadi kewigunaan yang menghasilkan guna kaya.

(2) media pengungkap taksu, peralatan multimedia, alat pilihan untuk mengekspresikan  karya yang diinginkan, sehingga mencapai kualitas taksu.

(3) kreativitas mencapai  taksu  akan eksis melalui kreativitas mental  spiritual dan kaki tangan seorang professional yang tekun bekerja, bersemedi, berjuang dll.

(4) proses mencapai taksu dan kondisi tertentu dapat menjadi peluang ataupun tantangan dalam mencapai taksu. Proses mencapai taksu meliputi tahap sudha/membersihkan/menyegarkan ke tahap siddha /sukses dan puncaknya ke tahap sidhi/berbuah penuh/bermamfaat untuk diri, masyarakat, alam Bali dan lingkungan terkait.

(5) Sasaran taksu, tujuan, target taksu meliputi satyam/kebenaran/kejujuran, siwam/kesucian/ kemurnian, sundaram/keindahan/ kecantikan internal dan eksternal agar eksis lebih lama.

(6) profesi dan tantangan taksu pada [profesi tertentu ditopang  oleh keahlian, pengetahuan dan nilai kegunaan masyarakat.

(7) capaian dan mamfaat taksu tercapai dengan indicator prestasi, produk mahakarya berkualitas tinggi. Karya agung ini akan terwariskan sebagai pusaka benda/berwujud dan tak benda/tidak berwujud. Peraih taksu menikmati kemuliaan, kehormatan, manfaat yang diistilahkan sebagai shryam/keindahan, sukham/kebahagiaan dan purnam/kesempurnaan.

(8) ranah taksu profesi dapat bertahan dalam semua atau salah satu konteks sacral ritual , atau biasa ordinari, dan yang profane. Taksu juga eksis dalam ranah spiritual atau teori atau praktek.

Taksu nusantara memiliki ranah history/sejarah , filsafat dan ranah pemaknaan tafsir Sasmita, Semua ranah ini bisa digali dari perkembangan Nusantara dari masa silam (1) bangsa Lemuria sekitar 75.000 tahun sebelum masehi yang mengembangkan teknologi  dari energy air. konon hijrah ke planit planit lain,  ketika terdesak oleh bangsa Antlantis.

(2) bangsa Antlantis sekitar 11.000  tahun sebelum masehi yang mengembangkan  teknologi dari energy nuklir. Musnah ditenggelamkan oleh banjir air bah/tsunami.

(3) bangsa pelaut yang membangun kerajaan kerajaan Hindu Budha  di Kutai, Taruma Negara, Mataram, Sriwijaya, Kediri, Sinmgasari, Majapahit, Demak dll akhirnya terjajah oleh bangsa eropa.

(4) Bangsa Indonesia NKRI sejak 17 Agustus 1945 hingga sekarang memiliki Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, UUD 1945, hingga UU Pemajuan Budaya Sat Kerti Loka Bali yang sudah sangat sesuai dan tepat serta sangat visioner dalam upaya menjaga dan mengapresiasi taksu Bali Small Is Beautiful secara berkelanjutan.

Comments (0)
Add Comment