BUMN Raksasa Global: China Kuasai Daftar 10 Terbesar, Bagaimana Posisi Indonesia?
Jakarta— Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memainkan peran penting sebagai motor penggerak pembangunan nasional.
Melalui berbagai program dan strategi bisnis, BUMN tidak hanya berkontribusi terhadap pendapatan negara melalui dividen, tetapi juga hadir langsung dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Keberadaan BUMN atau State-Owned Enterprise (SOE) menjadi bukti nyata bagaimana perusahaan negara berfungsi sebagai agen pembangunan sekaligus pilar perekonomian bangsa.
Indonesia selama ini dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki banyak perusahaan BUMN. Namun, fenomena BUMN ternyata bukan hanya khas Indonesia.
Di tingkat global, konsep perusahaan milik negara juga menjadi tren umum, bahkan mendominasi sektor-sektor strategis di banyak negara.
Laporan terbaru mengenai daftar perusahaan BUMN dengan aset terbesar di dunia menegaskan dominasi mutlak China di sektor perbankan dan keuangan. Dari 10 besar BUMN dengan aset terbesar secara global, sembilan di antaranya berasal dari China.
Di posisi puncak, Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) menjadi yang terbesar dengan aset mencapai US$7,303 triliun. ICBC tidak hanya berkuasa di China, tetapi juga melebarkan sayap ke berbagai negara, termasuk Indonesia melalui ICBC Indonesia.
Kehadiran ICBC Indonesia memperkuat peran bank ini dalam mendukung pembiayaan proyek-proyek strategis serta meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi antara kedua negara.
Berikut daftar 10 besar BUMN dunia berdasarkan total aset:
- Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) – US$7,303 triliun (China)
- Agriculture Bank of China (ABC) – US$6,540 triliun (China)
- China Construction Bank (CCB) – US$6,202 triliun (China)
- Bank of China (BOC) – US$5,135 triliun (China)
- Postal Savings Bank of China – US$2,539 triliun (China)
- CITIC Limited – US$1,744 triliun (China)
- Japan Post Bank – US$1,558 triliun (Jepang)
- Industrial Bank – US$1,481 triliun (China)
- CITIC Bank – US$1,376 triliun (China)
- Shanghai Pudong Development Bank – US$1,346 triliun (China)
Kehadiran “The Big Four” bank milik negara China (ICBC, AgBank, CCB, dan Bank of China) di posisi teratas mencerminkan skala luar biasa dari sektor finansial negeri itu.
Total aset keempat bank tersebut menembus lebih dari US$25 triliun, jauh melampaui Produk Domestik Bruto (PDB) negara-negara industri maju seperti Jerman (sekitar US$4,5 triliun) atau Jepang (sekitar US$4,2 triliun).
Artinya, bank-bank ini bukan sekadar entitas bisnis, melainkan instrumen raksasa yang menopang kebijakan fiskal, proyek infrastruktur global seperti “Belt and Road Initiative”, serta proyeksi kekuatan ekonomi China di panggung internasional.
Satu-satunya pesaing non-China di daftar ini adalah Japan Post Bank yang berada di peringkat ke-7. Bank tersebut mampu bertahan berkat simpanan masyarakat yang masif dari jaringan kantor pos di seluruh Jepang, meski tetap tertinggal jauh dibanding dominasi perbankan China.
BUMN di Indonesia
Di Tanah Air, daftar BUMN terbesar berdasarkan total aset masih didominasi sektor perbankan dan energi dengan Bank Mandiri yang masih memimpin aset terbesar:
- Bank Mandiri – Rp2.514,68 triliun
- Bank Rakyat Indonesia – Rp2.106,37 triliun
- PLN – Rp1.796,64 triliun
- Pertamina (Desember 2024) – Rp1.498,23 triliun
- Bank Negara Indonesia – Rp1.201,65 triliun
- Bank Tabungan Negara – Rp484,96 triliun
- Bank Syariah Indonesia – Rp401 triliun
- Taspen – Rp377 triliun
- Telkom Indonesia – Rp293,80 triliun
- Mineral Industri Indonesia (MIND ID) – Rp298,16 triliun
Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, dan BSI memperlihatkan peran dominan perbankan nasional dalam menggerakkan likuiditas serta mendukung pembiayaan ekonomi, mulai dari UMKM hingga proyek strategis negara.
Di sisi lain, kehadiran PLN, Pertamina, dan MIND ID menegaskan betapa vitalnya sektor energi dan sumber daya alam.
Aset raksasa yang mereka kelola berasal dari penguasaan infrastruktur strategis seperti pembangkit listrik, jaringan distribusi, kilang minyak, hingga tambang mineral.
Kombinasi sektor finansial, energi, dan telekomunikasi (Telkom) menjadikan BUMN sebagai penopang utama stabilitas serta pembangunan jangka panjang ekonomi Indonesia.
Kehadiran mereka tidak hanya menopang pasar domestik, tetapi juga ikut memberi pengaruh terhadap pergerakan indikator ekonomi, termasuk IHSG. (*)