Kinerja BFI Finance di Semester I 2025: Laba Tembus Rp762,2 Miliar, Piutang Tumbuh 14,2 Persen

Tangerang Selatan— Perusahaan pembiayaan PT BFI Finance Indonesia Tbk berhasil mencetak kinerja positif dengan mengantongi pertumbuhan laba bersih hingga 11,1% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp762,2 miliar.

Presiden Direktur BFI Finance Sutadi mengungkapkan, kinerja yang solid ini menjadi bukti bahwa perusahaan mampu beradaptasi dan resilien di tengah gejolak ekonomi dan daya konsumsi masyarakat yang masih tertahan.

“Ketidakpastian global dan dinamika pasar domestik sedikit banyak menguji daya tahan kami dalam menjaga kestabilan pertumbuhan bisnis. Alhasil, kami pun terus proaktif dan adaptif dalam menghadapi perubahan pasar,” ujar Sutadi.

Pertumbuhan laba yang dicetak BFI Finance tidak terlepas dari meningkatnya pendapatan dan profitabilitas. Di paruh pertama tahun ini, BFI Finance berhasil meraup total income Rp3,3 triliun, tumbuh sebesar 6,2% yoy.

Alhasil, kenaikan laba turut mengerek total aset perseroan sebesar 4,3% yoy menjadi Rp25,3 triliun hingga Juni 2025.

Faktor penting yang mendongkrak profitabilitas berasal dari piutang pembiayaan dikelola (managed receivables) yang mencapai Rp25,6 triliun. Angka ini mengalami kenaikan 14,2% dibandingkan semester I 2024.

Kenaikan ini juga didukung oleh penyaluran pembiayaan baru, di mana meningkat 19,9% yoy menjadi Rp10,9 triliun periode di semester I/2025.

Sutadi merinci, komposisi piutang dikelola terbanyak bersumber dari pembiayaan otomotif sebesar 76,0%, meliputi skema pembiayaan kembali (refinancing) dan kredit pembelian unit roda empat melalui rekanan showroom.

Di samping itu, porsi pembiayaan alat berat dan mesin tercatat sebesar 14,9%. Diikuti pembiayaan berjaminan sertifikat properti sebesar 5,2%, dan pembiayaan syariah sebesar 3,9%.

Emiten berkode saham BFIN ini melayani berbagai pembiayaan, antara lain modal kerja, investasi, dan multiguna. Porsi pembiayaan produktif untuk modal kerja dan investasi mendominasi sebesar 78,1% dari total piutang dikelola.

“Hal ini menunjukkan bahwa BFI Finance turut berkontribusi positif terhadap peningkatan taraf hidup konsumen, termasuk individu, pelaku UMKM, dan perusahaan besar,” terang Sutadi.

Sutadi menyampaikan, kinerja yang optimal ini dibarengi dengan rasio-rasio keuangan penting yang sehat. Per 30 Juni 2025, rasio pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) berada di level bruto 1,63% dan level neto 0,30%. Adapun NPF coverage tercatat 2,4x dari nilai NPF bruto dan berhasil mempertahankan gearing ratio yang rendah sebesar 1,3x. Sementara itu, Return on Asset (RoA) dan Return on Equity (RoE) masing-masing sebesar 7,5% dan 14,5%.

Mendulang kesuksesannya, di kuartal II/2025, BFI Finance telah menyelesaikan pembagian dividen total senilai Rp902,4 miliar untuk tahun buku 2024 berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa (RUPSTLB) yang digelar pada 8 Mei silam. (*) Ranu Arasyki Lubis

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.