Jakarta – CEO Danantara Rosan Roeslani siap dimusuhi banyak pihak setelah mengeluarkan kebijakan melarang komisaris BUMN terima tantiem dan insentif.
Hal itu diungkapkan Roslan kepada kawannya, Peter F. Gontha, sebelum dirinya mengeluarkan larangan tersebut.
Peter F. Gontha, pengusaha, mantan Dubes RI di Polandia, dan politisi Nasdem ini mengungkapkan “curhat” Roslan tersebut di akun IG-nya, Sabtu (2/8).
“Di tengah hiruk-pikuk politik dan kepentingan pribadi, Rosan Roeslani menunjukkan bahwa integritas masih punya tempat,” tulis Peter.
Menurut Peter, tanggal 11 Juli 2025 lalu, Roslan menyampaikan kepadanya informasi sensitif soal tantiem dan kompensasi komisaris bernilai puluhan triliun.
Kata Roslan, itu bukan untuk pencitraan. Bukan untuk keluhan. Tapi karena tanggung jawab moral.
“Lalu ia berkata: Tolong jangan ditulis dulu. Biar waktu yang bicara.”
“Hari ini, berita itu sudah muncul di media. Tapi Rosan tetap sama: tidak cari aman, tidak berubah arah.”
Rosan, kata Peter, bilang: “Biar saja kalau banyak musuh. Yang penting kita kerja benar.”
Menurut pengakuannya, Rosan sendiri tidak cari jabatan. “Hidup saya sudah cukup, saya merasa paripurna. Tapi saya ingin terus melihat kebaikan terjadi di negeri ini.”
“Dan, untuk sikap seperti Rosan, jempol patut diacungkan,” tutup Peter.
Seperti diketahui, pada 1 Agustus 2025, Rosan selaku CEO Danantara mengeluarkan surat yang melarang komisaris BUMN terima tantiem dan insentif kinerja.
Rosan juga melarang direksi “merekaya” laporan keuangan BUMN agar tercatat profit dan bisa mengajukan insentif untuk dirinya. DW