Sejumlah Desa di Pemalang Mau Tenggelam, Tolong Pak Ganjar!
Pemalang – Nasib malang menimpa penduduk desa yang terletak di bagian utara wilayah Kecamatan Ulujami dan Comal, di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Sejumlah desa seperti Mojo, Ketapang, Blendung, Kertosari, Kaliprau, dan Limbangan, sebagian wilayahnya nyaris tenggelam akibat banjir rob yang melanda beberapa tahun terakhir. Tragisnya, pemerintah Kabupaten Pemalang maupun Provinsi Jawa Tengah (Jateng) belum hadir untuk mengatasi musibah katastropik yang melanda sejumlah desa di wilayah Pemalang bagian utara.
Menurut Miftah, tokoh masyarakat Desa Blendung, banjir rob yang melanda desanya semakin parah dan belum pernah ada kabar pemerintah kabupaten Pemalang untuk mengatasinya.
“Piye meneh Mas, wong deso ngkene kelase wong cilik ono banjir rob yo pasrah wae, arep pindah ngendi nggo mangan saben dino wae kurang, sak benere atine nggrentes (mau bagaimana lagi Mas, warga di sini kebanyakan orang kecil ada banjir rob ya bisanya pasrah saja, mau pindah kemana, buat makan setiap hari saja kurang, sesungguhnya sangat menderita_red),” ujar Miftah kepada The Asian Post, 13 Juni 2023.
Warga lain dari desa Limbangan juga bernasib sama. Menurut Setyo Purnomo, tambak ikan di desanya sudah menjadi lautan dan areal persawahan juga sudah berubah menjadi genangan air dan yang masih kering berusaha dimanfaatkan untuk tempat tinggal.

“Sawah yang bertahun tahun tidak bisa ditanami padi sekarang malah dibuat tambak dan sebagian diurug menjadi rumah, karena rumah aslinya sudah tergenang air,” ujar tokoh masyarakat desa Limbangan yang berprofesi sebagai guru ini.
Agus Herlambang, tokoh masyarakat Comal menghimbau agar pemerintah kabupaten mempedulikan kondisi yang dialami warga desa.
“Masalah yang dihadapi masyarakat di wilayah pesisir Pemalang harus diatasi secara cepat, semakin lama dibiarkan maka banyak warga yang menderita, dan di situ banyak anak-anak, yang keselamatan dan kesehatannya harus dijaga,” ujarnya kepada The Asian Post, 13 Juni 2023.
Herlambang menyayangkan bencana rob seperti dibiarkan, baik oleh pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, hingga desa. “Dana yang setiap tahun dianggarkan Rp1 miliar setiap desa, hendaknya bisa fokus digunakan untuk pertolongan pertama warga yang terdampak. Selama ini tidak jelas penggunaannya, pemerintah sebaiknya jangan cuma mengalokasikan dana desa, tanpa tahu digunakan untuk apa, apakah dipakai buat foya-foya oknum aparat desa juga tidak tahu. Seperti sekarang desa-desa tenggelam terkena banjir rob, juga tidak ada pejabat pemerintah yang tahu, apalagi menanggulanginya. Kami memohon Pak Ganjar Pranowo datang ke sini, atau menugaskan jajarannya, untuk melihat kondisi warga di sini,” ujar Herlambang.