Jakarta – Saham-saham sektor perbankan terjun massal di perdagangan pagi ini, Selasa, 14 Maret 2023. Index Harga Saham Gabungan (IHSG) pun ambles 1,5% atau terkoreksi 100 poin lebih menjadi 6.677,30.
Dalam pantauan The Asian Post Research, IHSG turun 1,5% sebagian besar dikontribusi oleh penurunan saham sektor perbankan dan keuangan (finance) yang turun 1,95%.
Meski sektor transport dan teknologi secara persentase mengalami penurunan terbesar, yakni 2,90% dan 2,83%, namun secara market cap sektor finance mendominasi penurunan.
Investor asing tampaknya berjamaah menarik dana mereka dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Inilah yang menyebabkan penurunan sektor finansial begitu dalam.
Apakah pengaruh Silicon Valley Bank (SVB) yang bangkrut pekan lalu?
Sangat mungkin. SVB terjungkal setelah mengalami rust Jumat (10/3) akibat rencana right issue untuk menambah modal disikapi negatif oleh investor.
Investor beramai-ramai menarik dananya dari SVB. Mereka akhirnya mengetahui SVB dalam keadaan kesulitan keuangan akibat tingginya kredit macet di sektor start-up yang menjadi basis utama nasabah.
Sejarah pun akan mencatat, hanya dalam waktu 48 jam, SVB yang merupakan bank peringkat 16 di AS dan eksis berdiri sejak 40 tahun itu ambles ke dasar bumi.
Effect domino pun tak terhindarkan. Dua hari setelah SVB tepar, Signature Bank of New York ikutan menyusul, terkapar tak berdaya saat nasabahnya ramai-ramai melakukan rush.
Inikah yang terjadi dengan penurunan saham di sektor finansial di Indonesia?
Pagi ini, Bank BCA (BBCA), emiten dengan market terbesar di Indonesia, turun 1,75% atau terkoreksi 150 poin menjadi Rp8.400,’. Bank Mandiri (BMRI) turun 2,9% atau terkoreksi 300 poin menjadi Rp10.050-‘.
Dua bank papan atas lainnya, yakni Bank BRI (BBRI) dan Bank BNI (BBNI), pun ikutan ambles. BBRI turun 2,07% atau terkoreksi 100 poin menjadi Rp4.730,’. Sementara, BBNI turun 2,50% atau terkoreksi 225 poin menjadi Rp8.775-‘.
Bank-bank lain di KBMI 3 pun setali tiga uang. Yang tertinggi terkoreksi paling dalam adalah Bank Neo Commerce (BBYB) sebesar 6,84% atau mengalami Auto Rejection Bawah (ARB). Bank Jago (ARTO) pun ikut turun 5,47%.
Semoga penurunan saham emiten perbankan di BEI bukan sinyal keras akan terjadinya SVB effect di Indonesia. DW