Jakarta— PT Bankaltimtara secara konsisten berhasil meggenjot penyaluran kredit memasuki pertengahan tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Asian Post, sampai dengan Mei 2023, penyaluran kredit meningkat sebesar 10,61% secara tahunan atau (year on year/yoy) menjadi Rp18 triliun, dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp16,2 triliun.
Kenaikan kredit juga diiringi tumbuhnya nilai aset sebesar 64,54% atau menjadi Rp47,7 triliun yoy, dari periode yang sama tahun lalu Rp29 triliun.
Di periode yang sama, Bankaltimtara sukses mengantongi laba setelah pajak mencapai Rp113,2 miliar, atau turun tipis, yaitu minus 0,53 % yoy dari periode yang sama tahun lalu Rp154 miliar.
Kepercayaan masyarakat untuk menaruh uang di bank yang dinahkodai Muhammad Yamin ini tampak semakin meningkat. Total dana pihak ketiga (DPK) yang dikumpulkan per pada Mei 2023 mencapai Rp41,3 triliun, atau naik 10,61% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp23,14 triliun.
Sementara di sisi marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) naik menjadi 5,23% secara yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 4,87%.
Berdasarkan rasio penting perusahaan, Bankaltimtara juga mencatatkan kinerja bottom line-nya dengan tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) naik tipis menjadi 1,35% dibandingkan 2021 sebesar 1,33%.
Kemudian, imbal hasil yang dicetak perusahaan untuk pemegang saham (return on equity/ROE) di 2022 menjadi 8,17% dibandingkan 2021 sebesar 7,55%.
Di segi efisiensi, per Mei 2023, rasio Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) tercatat masih sebesar 82,60% atau turun sedikit dibandingkan posisi 2021 sebesar 84,10%.
Meski gencar dalam menyalurkan kredit, Bankaltimtara juga tetap menerapkan prinsip kehati-hatian sehingga kualitas kreditnya tetap baik. Hal itu dapat diamati dari terjaganya rasio kredit macet atau nonperforming loan (NPL) gross 3,21% atau turun dari posisi 2021 sebesar 3,46%.
Perlu diketahui sejak 2021, korporasi sudah memenuhi kewajiban modal inti yang telah digariskan OJK. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Mei 2023, modal inti perusahaan di akhir 2022 sudah Rp4,34 triliun. Untuk saat ini, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) menguat tipis menjadi 24,05% dibandingkan posisi akhir tahun 2022 sebesar 23,38%.(*) RAL