Tjahjo Kumolo, Ikon Rebound Kemenangan PDIP Itu Telah Pergi

Jakarta – PDIP berduka. Salah satu putra terbaiknya, Tjahjo Kumolo (65), meninggal dunia. Menteri PAN/RB itu pergi untuk selamanya pada Jumat, 1 Juli 2022, setelah menjalani perawatan di RS Abdi Waluyo, Jakarta.

“Meninggal jam 11.10,” ujar politisi PDIP Junimart Girsang kepada media. Menurut Rahajeng Widyaswari, putri Tjahjo, ayahnya dirawat karena infeksi. “Menyebar sampai ke paru-paru,” ungkap Rahajeng kepada media.

Tjahjo adalah nasionalis tulen. Sejak masih kuliah di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) dia sudah aktif di organisasi pemuda KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia). Di KNPI, Tjahjo pernah menjabat sebagai Ketua KNPI Jawa Tengah, Sekjen KNPI Pusat, dan Ketua Umum KNPI.

Atas aktivitasnya di KNPI, 2 tahun setelah lulus kuliah tahun 1985, dia direkrut Golkar sebagai anggota DPR. Hingga tahun 1997 dia menjadi anggota Fraksi Golkar DPR. Dia juga aktif di ormas MKGR, FKPPI, dan PPM.

Setelah reformasi, dia bergabung ke PDIP pimpinan Megawati, dan kembali terpilih sebagai anggota DPR pada pemilu tahun 1999. Hingga tahun 2014 dia menjadi anggota Fraksi PDIP DPR sebelum diangkat menjadi Mendari pada periode I pemerintahan Jokowi.

Di Pilpres 2014, dia yang saat itu menjabat Sekjen PDIP, dipercaya sebagai Ketua Tim Sukses Jokowi-JK. Pada periode II pemerintahan Jokowi, dia kembali dipercaya masuk kabinet sebagai Menteri PAN/RB, hingga akhir hayatnya.

Di PDIP dia pernah duduk sebagai Ketua DPP dan Sekjen PDIP mendampingi Megawati. Sejak bergabung dengan PDIP, karier politiknya cukup lempang. Dia salah satu kader pendatang yang dikenal loyal kepada Megawati.

“Di PDIP, Mas Tjahjo adalah ikon rebound kemenangan PDIP setelah dua kali pilpres (2004 dan 2009) kalah. Dia sangat loyal dan komitmen dalam menjalankan semua amanah yang dipercayakan kepadanya,” ujar Tendry Firman Masengi, politisi muda PDIP, kepada The Asian Post.

Tjahjo terpilih menjadi Sekjen PDIP pada tahun 2010 di luar dugaan banyak kalangan. Sebab, sekjen PDIP biasanya diambil dari unsur partai hasil fusi tahun 1973. Biasanya dari Parkindo. Sementara, Tjahjo justru dari Golkar, seteru lawas PDI.

“Itu di luar tradisi politik PDIP. Tapi, itu juga membuktikan bagaimana kualitas dia sebagai politisi, sehingga dipercaya Bang TK (Taufiq Kiemas) dan Mbak Mega,” tutur Firman yang juga Ketua Umum Seknas Puan Maharani for President (PMP) itu.

Kini, politisi kelahiran Surakarta 1 Desember 1957 itu telah tiada. Atas jasanya sebagai legislator dan pejabat pemerintah, dia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Selamat jalan, Mas Tjahjo. Swargo langgeng. (*)

Penulis: Darto Wiryosukarto

MegawatiMenteri PAN/RBPDIPTjahjo Kumolo
Comments (0)
Add Comment