THE ASIAN POST, JAKARTA – Posisi Tiongkok dalam persaingan global semakin tidak bisa dipandang sebelah mata. Bermula dari kemajuan ekonomi, Tiongkok yang semakin “makmur” memberikan atensi khusus dan serius terhadap kemajuan bidang teknologi dalam negeri.
Seperti dikutip dari CNBC, para pengamat ekonomi dan dunia digital melihat ambisi Tiongkok untuk menjadi raja teknologi dunia tidak dapat dibendung. Ambisi Tiongkok untuk menjadi negara nomor satu di dunia pada bidang teknologi adalah langkah besar agar terhindar dari ketergantungan teknologi pada negeri Paman Sam.
Menurut pernyataan resmi yang dipublish oleh the Council on Foreign Relations (CFR) AS, Tiongkok dalam waktu dekat akan menjadi salah satu kekuatan teknologi dunia, khususnya di bidang artificial intelligence (AI), robotik, penyimpanan energi, fifth-generation cellular networks (5G), quantum information systems, dan biotech.
Hal ini diperkuat oleh internet booming yang melanda negeri itu dua dekade terakhir. Jumlah pengguna internet di Tiongkok pada tahun 2008 adalah 298 juta, atau hanya 22% dari total populasi rakyat Tiongkok. Namun, pada akhir Juni tahun ini, jumlah tersebut meningkat menjadi 854 juta pengguna, melebihi 60% dari total populasi rakyat Tiongkok, menurut data resmi dari China Internet Network Information Center.
Di Tiongkok, lebih dari 99% orang mengakses internet melalui smartphone mereka, menurut data resmi pemerintah. Angka ini mengalahkan Amerika Serikat yang menunjukkan terdapat lebih dari 92% orang yang mengakses internet lewat smartphone, menurut eMarketer.
Situasi ini membuat trend e-commerce di Tiongkok berkembang sangat pesat. Produk – produk diproduksi dan dikirim secara efektif dan efisien.
Perusahaan – perusahaan raksasa Tiongkok seperti Alibaba, Tencent, Huawei, dan Baidu terus berpartisipasi dalam pengembangan artificial intelligence dan perangkat teknologi lainnya. Beberapa minggu lalu, Alibaba telah mengikuti langkah Huawei dalam menciptakan chip AI mereka sendiri.
Rebecca Fannin, penulis “Tech Titans of China” mengatakan kepada kantor berita CNBC, “perang dagang Amerika – Tiongkok melemahkan kedua belah pihak. Tapi, ambisi Tiongkok untuk menjadi yang terdepan dalam persaingan teknologi global tak bisa dihentikan, dengan adanya perang dagang atau tanpa perang dagang.”