Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Asuransi Nasional 2025, PT BNI Life Insurance (BNI Life) dan Dewan Asuransi Indonesia (DAI) menggelar kegiatan literasi asuransi bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kota Surabaya pada hari Jumat, 10 Oktober 2025.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, khususnya UMKM akan pentingnya memiliki asuransi sebagai bentuk perlindungan usaha dan ketahanan finansial.
Hari Asuransi diperingati setiap tanggal 18 Oktober dan tahun ini menjadi penyelenggaraan ke-19 sejak pertama kali diadakan. Hari Asuransi 2025 mengusung tema “Literasi Asuransi untuk Negeri” dengan subtema “Pahami – Miliki – Lindungi.”
Tema ini mencerminkan komitmen industri asuransi untuk terus meningkatkan literasi masyarakat, dimulai dengan pemahaman mengenai asuransi, dorongan untuk memiliki produk asuransi, hingga merasakan manfaat perlindungan yang diberikan.
Plt. Direktur Utama BNI Life, Agung Turanto menyampaikan, BNI Life mengambil peran aktif dalam mendukung program literasi ini. BNI Life menghadirkan sesi edukasi seputar pentingnya proteksi bagi UMKM, memperkenalkan solusi asuransi yang sesuai dengan kebutuhan UMKM, serta memberikan panduan praktis mengenai perencanaan keuangan yang berkelanjutan.
“Melalui kegiatan literasi ini, kami ingin mengedukasi para pelaku UMKM bahwa memiliki perlindungan asuransi bukan hanya tentang menghadapi risiko, tetapi juga tentang menciptakan rasa aman dan stabilitas untuk terus berkembang,” ujar Agung dalam keterangan resminya, Senin, 13 Oktober 2025.
Ia meyakini, semakin banyak masyarakat yang memahami manfaat asuransi, maka semakin kuat pula fondasi ekonomi nasional.
BNI Life berkomitmen membantu meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat akan pentingnya asuransi. Peningkatan literasi dan inklusi asuransi juga didukung oleh hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, yang menunjukkan capaian positif.
Indeks literasi asuransi naik menjadi 45,45 persen dari sebelumnya 36,9 persen, sementara indeks inklusi melonjak menjadi 28,50 persen dari 12,12 persen.
“Ini semua harus didorong untuk membuat mereka memiliki asuransi yang didukung oleh digitalisasi, agar mempermudah masyarakat dalam memiliki pengalaman terhadap manfaat produk asuransi,” pungkas Agung. SW