Terungkap! Berikut 5 Kabupaten Paling Maju di Kalimantan Barat, Sambas di Posisi Nomor Wahid

Jakarta— Kalimantan Barat (Kalbar) tampak tancap gas dalam memajukan pembangunan ekonomi berkelanjutan sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya.

Bahkan, peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi salah satu program prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalbar Tahun 2025–2029.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar melaporkan, pembangunan manusia di Kalimantan Barat terus mengalami kemajuan.

Selama 2020-2022, status pembangunan manusia di Kalbar berada di level “sedang” (68,76). Sementara pada 2023 dan 2024 angka tersebut berada di level “tinggi” (71,19).

Pada 2024, ada lima kabupaten yang meraih skor IPM Tertinggi pada 2024. Tinggi atau rendahnya skor IPM diukur berdasarkan tiga aspek.

Pertama, Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat yang diukur dari umur harapan hidup saat lahir. Kedua, Dimensi Pengetahuan yang diukur dari harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah.

Ketiga, Standar Hidup Layak berdasarkan pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan. Setidaknya, nilai tersebut menggambarkan adanya kemajuan untuk hidup layak.

The Asian Post merangkum lima kabupaten di Kalimantan Barat yang mencatatkan kemajuan signifikan dalam membangun kualitas masyarakat, disertai penjelasannya:

1. Kabupaten Sambas

Sambas menempati urutan teratas sebagai kabupaten termaju pada tahun 2024 dengan skor IPM sebesar 71,20.

Capaian ini menjadikan Sambas sebagai kabupaten dengan IPM tertinggi di Kalbar selama dua tahun berturut-turut, yakni pada 2023 dan 2024, di bawah kepemimpinan Bupati H Satono.

Sebagaimana diketahui, Sambas memiliki luas wilayah sekitar 5,93 juta kilometer persegi, menjadikannya kabupaten terkecil ketiga di Kalbar.

Sambas juga mempunyai jembatan terpanjang se-Kalbar bernama Jembatan Sungai Sambas Besar (JSSB).

Jembatan ini memiliki total panjang 1.262 meter dengan lebar 11 meter yang resmi beroperasi pada 3 Maret 2025.

Peresmian Jembatan Berkemajuan di Dusun Lubuk Lagak, Desa Lubuk Dagang, Kecamatan Sambas. (23/12). (Foto: AP)

Selain itu, sebanyak 57 jembatan telah dibangun di Kabupaten Sambas tanpa menggunakan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Terakhir, Bupati Sambas Satono meresmikan Jembatan Berkemajuan di Dusun Lubuk Lagak, Desa Lubuk Dagang, Kecamatan Sambas. Dalam kunjungannya pada 23 Desember 2024.

Dibangunnya jembatan-jembatan itu dapat meningkatkan akses dan mobilitas ekonomi masyarakat.

Infrastruktur itu juga menjadi penghubung antara dua kecamatan yang selama ini menggunakan transportasi air.

Capaian IPM tertinggi yang diraih Sambas menunjukkan bahwa Satono cerdas dalam mengelola anggaran APBD, dengan melibatkan dukungan berbagai pihak swasta, legislatif dan masyarakat.

2. Kabupaten Kubu Raya

Kubu Raya menjadi satu daerah dengan progres pembangunan yang signifikan di Kalbar dengan IPM sebesar 71,14 pada tahun 2024.

Skor ini menjadikannya berada di urutan kedua sebagai kabupaten dengan IPM tertinggi di Kalbar.

IPM Kubu Raya melampaui rata-rata provinsi di mana IPM Kalbar secara keseluruhan hanya 71,19.

Tak hanya itu, kabupaten yang dipimpin Bupati Sujiwo ini mencatatkan angka kemiskinan yang rendah dibandingkan dengan provinsi.

Tingkat kemiskinan di Kubu Raya tercatat sebesar 4,08 persen, jauh di bawah angka kemiskinan Kalbar yang mencapai 6,32 persen.

Artinya, upaya Pemerintah Kabupaten Kubu Raya dalam menurunkan angka kemiskinan berjalan cukup efektif.

Di satu sisi, Kubu Raya memiliki posisi strategis sebagai hinterland Kota Pontianak yang merupakan bagian dari kawasan perkotaan Pontianak Raya (Pontianak – Kubu Raya – Mempawah) serta koridor pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat.

Kubu Raya adalah pintu gerbang utama Provinsi Kalbar karena memiliki Bandara Supadio, Terminal Lintas Batas Negara di Ambawang, serta pelabuhan penyeberangan Rasau Jaya.

3. Kabupaten Ketapang

Skor IPM Kabupaten Ketapang pada 2024 tercatat sebesar 70,34, atau berada di posisi ketiga.

Pemerintah Kabupaten Ketapang berkomitmen dalam meningkatkan kualitas pendidikan sebagai bagian dari visi besar membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing.

Kawasan Bundaran Tugu Ale, Kabupaten Ketapan. (Foto: Istimewa)

Salah satunya ialah program unggulan untuk peningkatan kualitas pendidikan di Ketapang yang digagas Bupati Ketapan Alexander Wilyo.

Beberapa program unggulan yang dirancang untuk mengatasi berbagai tantangan dan hambatan dalam sektor pendidikan.

Di antaranya beasiswa berprestasi dan kurang mampu, buku dan seragam sekolah gratis dan redistribusi guru.

Pemkab juga membuat program peningkatan kesejahteraan guru di daerah terpencil, peningkatan sarana dan prasarana sekolah, moratorium perpindahan fungsional guru ke jabatan struktural, dan uji kompetensi pejabat struktural dari fungsional guru.

Kabupaten Ketapang dikenal sebagai salah satu wilayah terluas di Kalbar dan kekayaan sumber daya alam yang besar. Hal tersebut turut menyumbang pertumbuhan pembangunan manusia di wilayah ini.

4. Kabupaten Bengkayang

Kabupaten Bengkayang meraih skor IPM sebesar 70,30 pada 2024. Tampak jelas bahwa kabupaten ini cukup berhasil untuk menurunkan dan mengentaskan angka kemiskinan dalam beberapa tahun terakhir.

Angka kemiskinan menurun dari 6,48 persen pada 2021 menjadi 6 persen di Tahun 2024. Ini menunjukkan upaya kita selama ini membuahkan hasil.

Sejalan dengan itu, tingkat pengangguran terbuka di Bengkayang juga menurun dari 4,42 persen pada tahun 2021 menjadi 2,81 persen pada tahun 2024.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bengkayang juga menjadi salah satu faktor yang mendukung penurunan angka kemiskinan.

Pada tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bengkayang naik 4,75 persen.

Pertumbuhan ekonomi yang positif ini menunjukkan bahwa upaya Pemerintah Kabupaten Bengkayang dalam meningkatkan perekonomian daerah telah ada hasilnya.

Pemkab Bengkayang meningkatkan kualitas pembangunan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat pemberdayaan di desa dan mendorong peningkatan ekonomi kreatif.

5. Kabupaten Sintang

Meski memiliki nilai IPM sebesar 70,13, Kabupaten Sintang termasuk dalam urutan lima besar IPM tertinggi di Kalbar pada tahun 2024.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sintang, angka kemiskinan di Sintang pada 2024 sebesar 8,03% atau sebanyak 35.180 jiwa jumlah penduduk miskin.

Angka tersebut mengalami penurunan dibanding tahun 2023 sebesar 8,18% atau sebanyak 35.490 jiwa.

Gereja Katedral Kristus Kabupaten Sintang. (Foto: Istimewa)

Kabupaten ini menutup daftar lima besar dengan kemajuan stabil dan terus melakukan inovasi di bidang pelayanan publik.

Pemerintah Kabupaten Sintang juga berkomitmen untuk terus berupaya mempercepat peningkatan angka Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Sintang.

Salah satunya melalui Program Pengembalian Anak Tidak Sekolah (ATS) dan Dewasa Tidak Sekolah (DTS) Kabupaten Sintang Tahun 2024. (RAL)

Kalimantan BaratSambasSatono
Comments (0)
Add Comment