Ternyata Begini Strategi Mandiri Lewati Badai Pandemi

Jakarta – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencetak kinerja positif selama masa pandemi Covid-19. Bank yang berada di bawah komando Darmawan Junaidi tersebut memiliki valuasi aset yang naik 8,43% year on year di 2020. Lalu, masih ada lagi pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang sebesar 12,24% year on year. Sementara, per Agustus 2021, Bank Mandiri telah mencatatkan pertumbuhan DPK sebesar 8,00% year on year, dan penyaluran kredit yang sebesar 8,06%.

Bank Mandiri pun memiliki strategi untuk bisa mencetak kinerja gemilang selama masa pandemi. Restrukturisasi menjadi senjata utama bank dengan logo pita emas ini. Dari 2020 hingga pertengahan Agustus 2021, Bank Mandiri telah menyetujui restrukturisasi sebesar Rp126 triliun. Alhasil, balance dari kredit yang telah direstrukturisasi di bulan Juni 2021 turun ke Rp96,5 triliun dari Rp126 triliun.

Bank Mandiri pun membagi strategi restrukturisasinya ke dalam tiga bagian. Pertama, melakukan pengoptimalan risiko kredit untuk debitur restrukturisasi, sehingga bisa menganalisa segmen apa saja yang dapat bertahan, yang perlu direstrukturisasi ulang, atau yang butuh bantuan lebih dalam.

Kedua, pemanfaatan pengetahuan yang diperoleh selama lebih dari satu tahun masa pandemi untuk menetapkan strategi yang akan diambil. Pemanfaatan informasi diperlukan dalam tahap ini guna mengetahui industri mana saja yang resilient atau sudah tumbuh kembali.

Dan ketiga adalah dengan mengakselerasi pengembangan digital banking guna menciptakan model bisnis baru. Bank Mandiri pun mengalokasikan dana sekitar Rp1,5 triliun sampai Rp2 triliun untuk mengembangkan produk digitalnya di tahun ini. Steven Widjaja    

Bank Mandiri
Comments (0)
Add Comment