Terkait Eror IT, Gubernur Tak Bisa Asal Rombak Direksi Bank DKI

Jakarta— Buntut erornya sistem IT, beberapa anggota DPRD DKI Jakarta mendesak Gubernur Pramono Anung untuk merombak jajaran direksi Bank DKI. Bolehkah?

Menurut pengamat kebijakan publik, Adib Miftahul, merujuk pada Peraturan OJK tentang penerapan Tata Kelola Bank Umum (POJK 17 Tahun 2023), ada aturan yang harus diikuti dalam merombak jajaran direksi bank umum.

Makanya, Adib mengaku heran ketika muncul desakan ke Pemprov untuk merombak jajaran direksi Bank DKI dengan melemparkan narasi negatif tentang Bank DKI.

“Bank DKI itu BUMD sehat. Jangan dirusak. Secara bisnis, Bank DKI selalu menyumbang deviden untuk PAD (Pendapatan Asli Daerah) ke kas Pemprov DKI,” ujar Adib Miftahul kepada wartawan di Jakarta, Kamis (10/4).

Menurut catatan Pemprov DKI, Bank DKI adalah salah satu perusahaan milik daerah yang sehat. Bahkan saat Covid-19, Bank DKI tetap profit dan menyetor deviden.

“Pada tahun 2020, misalnya, Bank DKI menyetor deviden ke pemprov Rp174,15 miliar. Tahun 2021 sebesar Rp218,16 miliar dan Rp281,67 miliar pada tahun 2023,” ungkapnya.

Bahkan, lanjut dia, pada tahun 2024, Bank DKI menyumbang dividen terbesar kepada Pemprov DKI, yakni sebesar Rp326,44 miliar.

“Artinya, secara kinerja dan bisnis naik, dan inikan hasil kerja tim jajaran Bank DKI, baik direksi, komisaris, hingga karyawan,” beber Adib.

Menurut Adib, Gubernur Pramono Anung dan Wagub Rano Karno bukanlah orang baru dalam birokrasi.

Artinya, mereka pasti tahu kalau kegaduhan nasabah Bank DKI tidak serta-merta membuat bisnis Bank DKI ambruk.

“Kita dukung gebrakan Pramono, tapi bisnis BUMD juga harus diselamatkan. Pram-Rano orang pintar dan tidak perlu didikte atau ditekan,” tegasnya.

Sebab, lanjut dia, soal perombakan direksi bank ada aturan mainnya, yakni sesuai POJK 17 Tahun 2023.

“Semua perbankan pernah mengalami eror layanan nasabah. Dan, yang pasti, dana nasabah aman alias tak hilang,” terangnya.

Adib mengibaratkan, kalau terjadi kebakaran, yang harus dipadamkan adalah apinya, bukan dengan merobohkan rumahnya.

“Sejauh ini, penangan eror IT-nya, secara kebijakan sudah oke, tinggal perbaikan ke depan saja,” kata Adib.

Seperti diketahui, pada malam Lebaran lalu layanan IT Bank DKI mengalami eror, sehingga nasabah tidak bisa melakukan transaksi. Namun, saat ini masalah tersebut sudah bisa diatasi.

Menurut penelusuran The Asian Post, masalah yang terjadi di Bank DKI disebabkan oleh serangan cyber yang sebelumnya pernah terjadi di tiga bank sebelumnya.

”Ini kayak giliran saja, sialnya Bank DKI diserang waktu lebaran dan banyak orang yang mau menarik uangnya untuk kebutuhan,” kata sebuah sumber.

Hal ini yang harus ditelusuri lebih dalam. Dan, menurut sumber tersebut, tidak ada dana nasabah yang hilang, Bank DKI hanya apes saja dan bisa saja ini terjadi pada bank lain. (DW)

atm Bank DKI errorbank dkiPramono - Rano
Comments (0)
Add Comment